KALAMATHANA, Palangka Raya – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, Hanif Yahya, menyebut, nilai ekspor selama Februari 2018 mencapai US$ 134,04 juta. Merosot cukup tajam sebesar 37,45 persen dibandingkan Januari 2018 atau sebesar 6,04 persen dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan untuk neraca perdagangan dengan negara mitra dagang di luar negeri mengalami surplus US$ 133,16 juta. “Hal ini disebabkan oleh adanya transaksi perdagangan ekspor senilai US$ 134,04 juta, namun impornya hanya US$ 0,88 juta,”kata Hanif saat menyampaikan rilis bulanan di Aula Kantor BPS, Senin (2/4/2018).
Untuk komoditas andalan ekspor selama Februari 2018 masih didominasi oleh bahan bakar mineral (US$ 92,01 juta) serta kayu dan barang dari kayu (US$ 11,24 juta). Meskipun nilainya merosot dibandingkan bulan lalu, masih menjadi komoditas unggulan ekspor.
Komoditas tersebut adalah lemak dan minyak hewani/nabati (US$ 9,79 juta), karet dan barang dari karet (US$ 9,38 juta), serta bijih, kerak, dan abu logam (US$ 8,71 juta).
Disisi impor, hanya terdapat tiga jenis komoditas kebutuhan impor yaitu mesin/pesawat mekanik (US$ 0,69 juta), esin/peralatan listrik (US$ 0,16) serta benda�benda dari besi dan baja (US$ 0,03 juta.
“Tetapi jika dibandingkan bulan lalu, terjadi penurunan yang sangat tajam (89,61 persen) pada belanja impor dari US$ 8,46 juta menjadi US$ 0,88 juta,
Tiga negara mitra dagang utama yang menjadi tujuan ekspor selama Februari 2018 adalah Jepang (US$ 63,33 juta), Tiongkok (US$ 30,48 juta), dan India (US$ 13,66 juta).
Nilai ekspor yang cukup tinggi ke Pakistan dan Hongkong pada bulan lalu, selama Februari 2018 hanya terdapat ekspor US$ 1,08 juta ke Pakistan dan tidak terjadi transaksi perdagangan dengan Hongkong. Sementara itu, impor senilai US$ 0,88 juta seluruhnya berasal dari Belgia. (tva)
Discussion about this post