KALAMANTHANA, Muara Teweh – Sudah bukan rahasia lagi, kualitas dan keterampilan calon pencari kerja dan tenaga kerja di Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah rendah. Keadaan makin memprihatinkan, karena ternyata anggaran untuk bidang tenaga kerja di Dinas Tenaga Kerja Transmigrasi Koperasi dan UKM setempat hanya Rp67 juta per tahun.
“Kendala anggaran merupakan masalah klasik yang kami hadapi. Dana yang dialokasikan kepada Bidang Tenaga Kerja sebesar Rp67 juta dari usulan anggaran Rp500 juta. Kita tidak bisa maksimal melatih dan meningkatkan keterampilan calon tenaga kerja dengan dana segitu,” ujar Kepala Bidang Tenaga Kerja Disnakertranskop dan UKM Kabupaten Barut SD Aritonang di Muara Teweh, kemarin.
Menurut Aritonang, sewaktu dengar pendapat maupun awal pembahasan anggaran, pihak DPRD sangat mendukung besaran alokasi anggaran bagi bidang tenaga kerja, karena sebagian pelamar kerja diterima pada tingkat paling rendah, seperti sekuriti dan ceker. Pengerucutan anggaran justru muncul dari pihak eksekutif sendiri dengan berbagai macam alasan. “Kalau seperti ini, artinya memang bidang tenaga kerja dianggap tidak ada, bukan lagi dipandang sebelah mata,” kata pria yang sudah puluhan tahun berkarir di bidang tenaga kerja ini.
Aritonang menambahkan, jika dana memadai pihaknya telah menyiapkan rencana pelatihan tenaga kerja bagi pelamar kerja operator alat berat jenis ekscavator dan greeder. Kerjasama dirintis dengan sebuah perusahaan tambang di Barut yang menyediakan alat berat, tetapi dana yang minim menyebabkan rencana ini berantakan.
Di tengah kondisi memprihatinkan, sambung Aritonang, trend penyerapan tenaga kerja di Kabupaten Barut selama Januari sampai dengan April 2018 relatif baik. Setiap bulan tercatat sekitar 20 tenaga kerja dapat diserap perusahaan terutama perusahaan tambang.(mel)
Discussion about this post