KALAMANTHANA, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membawa Wali Kota Blitar, Samanhudi Anwar ke Jakarta. Dalam 24 jam, statusnya akan ditentukan. Saman terhitung wali kota kontroversial dengan tindakannya. Apa saja?
Juru Bicara KPK, Febri Diansyah membenarkan pihaknya membawa empat orang yang diamankan dari hasil operasi tangkap tangan (OTT) di Kota Blitar dan Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, ke gedung KPK. Salah satu di antaranya Wali Kota Samanhudi Anwar.
“Tim sedang membawa empat orang dari kegiatan di Jawa Timur, yaitu Wali Kota, Kadis PU, dan swasta,” kata Febri Diansyah di Jakarta, Kamis (7/6/2018).
Sebelumnya, KPK melakukan operasi tangkap tangan terhadap lima orang secara paralel di Blitar dan Tulungagung pada Rabu (6/6) malam. “Hasil dari kegiatan selama 24 jam termasuk status hukum pihak-pihak yang diamankan akan diumumkan melalui konferensi pers malam ini,” ucap Febri.
Dalam OTT itu itu, tim KPK juga mengamankan uang sekitar Rp2 miliar dalam pecahan 100 ribu dan 50 ribu rupiah. “Dugaannya terkait dengan beberapa proyek jalan. Jadi, ada sekitar lebih lima proyek jalan ya karena uang yang kami amankan cukup signifikan, cukup banyak, sekitar lebih dari Rp2 miliar yang kami amankan di lokasi. Jadi, tentu kami perlu dalami lebih lanjut informasi yang lain,” tuturnya.
Tim penyidik KPK juga telah menyegel ruang kerja Wali Kota Blitar Samanhudi Anwar di Balai Kota Blitar, Jawa Timur, Kamis, diduga terkait OTT tersebut.
Samanhudi dikenal sebagai figur yang kontroversial. Januari lalu, dia pernah dilapor ke polisi oleh istri mudanya, EP. Istri yang baru setahun dinikahi dan telah punya satu anak itu mengaku mengalami penganiayaan. Mantan pesinden (penyanyi) tetap di acara talk show komedi situasi salah satu televisi nasional itu melapor ke Polda Jatim pada 6 Februari 2018.
Dalam laporannya, EP menyebut kekerasan itu terjadi pada 25 Januari 2018. Dugaan KDRT itu infonya sempat dilaporkan ke Polres setempat, namun entah pertimbangan apa, EP lantas memilih membawa ke Polda Jatim.
Samanhudi membantah telah melakukan penganiayaan saat itu. Dia juga mempertanyakan hasil visum yang dijadikan EP sebagai barang bukti.
Tak hanya itu, dalam video yang beredar, Samanhudi juga pernah menyampaikan pidato yang provokatif. Politikus PDIP itu mengajak masyarakat Blitar untuk memerangi kelompok berjenggot yang melawan pemerintah.
“Jangan takut gara-gara dia punya jenggot. Kita punya jenggot, tapi hati nurani kita kuat. Saya mau tanya, Anda masih takut tidak? Tidak perlu takut, kita lawan, kita lawan. Yang penting Bhinneka Tunggal Ika,” kata Samanhudi, Rabu (17/5/2017).
Menurut Samanhudi, masyarakat tidak perlu takut memerangi orang-orang yang melawan pemerintah sah saat ini.
“Untuk itu, masyarakat Blitar jangan takut, jangan gentar karena wali kota yang terdepan dalam memberantas orang-orang seperti itu. Untuk itu, kita percayakan, kekuatan masih kuat, TNI dan Polri ada di belakang kita untuk mempertahankan Indonesia yang kita cintai ini,” ungkap Samanhudi.
Ia berharap pemerintah Jokowi mendengar aspirasi masyarakat Blitar yang mengingingkan Indonesia damai tanpa kelompok berjenggot. “Kita beri semangat pemerintah Jokowi, mudah-mudahan Jokowi mendengarkan secara langsung, menumpas aliran sesat, memecah bangsa Indonesia. Masyarakat Blitar tanpa jenggot mendukung pemerintahan sah,” pungkas Samanhudi. (ik)
Discussion about this post