KALAMANTHANA, Muara Teweh – Saripudin Syamsuri, seorang warga yang kebetulan juga ASN RSUD Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, mengungkapkan kecurigaannya terhadap hasil tes penerimaan tenaga kontrak atau non ASN di rumah sakit tersebut.
Saprudin yang dihubungi KALAMANTHANA ke nomor hp-nya membenarkan, kekecewaan yang diungkapnya lewat media sosial. Ia sempat bertanya kepada salah satu peserta dari Amuntai, kenapa tidak ikut tes di daerahnya sendiri. Jawab sang peserta, tidak akan lulus kalau tidak ada orang dalam.
“Kalau peserta yang lulus tes sudah ditentukan sebelum tes alias sandiwara, lebih baik tidak usah ada pengumuman, diam-diam saja masuk. Inilah keburukan pejabat RSUD yang kita bangun dengan bangunan megah,” ujar Saripudin.
Pria yang sudah bekerja di Pustu selama 18 tahun dan RSUD selama 12 tahun ini menambahkan, rasa kecewanya terhadap pejabat RSUD diawali ketika hendak memasukkan anaknya untuk bekerja di RSUD, sering mendapatkan jawaban tidak ada lowongan. Padahal Saprudin sering melihat selalu saja ada tenaga honor baru yang bekerja di RSUD.
“Pas ada tes, kebetulan anak saya, seorang sarjana Kep.Ners ikut tes. Syarat-syarat semua sudah dipenuhi, tes berkas lulus, tes tertulis lulus, tetapi gagal tes wawancara. Di sini saya kecewa dengan ketidakadilan. Mari kita berantas KKN,” tegas pria asli kelahiran Desa Sabuh ini.
Direktur RSUD Muara Teweh sekaligus Sekretaris Panitia Tes, drg Dwi Agus Setijowati mengatakan, pengumuman dibuka untuk umum tanpa ada pembatasan. Semua berkas yang masuk dan memenuhi syarat diloloskan sesuai dengan syarat yang sudah ditentukan. “Jika ada peserta dari luar daerah yang lulus, ya otomatis pihak RSUD menerima keputusan panitia seleksi penerimaan. Contoh ada yang dari Buntok bahkan Sulawesi,” kata pejabat yang akrab disapa Tinuk, Senin (24/8/2018).
Mengenai kekecewaan Saripudin, Tinuk mengakui adanya perasaan tidak puas dari yang bersangkutan, tetapi proses seleksi berlangsung secara terbuka. Indikator setiap tes jelas dan dirinya selaku sekretaris panitia, hanya menyajikan data yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan. “Jika ada yang tidak puas atau kecewa, saya hanya bisa bilang, namanya seleksi pasti ada yang gugur dengan indikator jelas,” ucap Tinuk.(mel)
Discussion about this post