KALAMANTHANA, Jakarta – Lebih dari dua minggu pesawat Lion Air JT 610 jatuh di Tanjung Karawang, sudah 89 jenazah berhasil teridentifikasi. Termasuk di antaranya empat jenazah yang baru saja diidentfikasi.
“Rabu ini telah berhasil diidentifikasi empat jenazah korban lainnya melalui hasil sidang rekonsiliasi,” sebut Kepala Rumah Sakit Polri RS Sukanto, Brigjen Musyafak di Jakarta, Rabu (14/11/2018).
Mereka adalah bagian dari korban tewas akibat jatuhnya pesawat Lion Air yang jatuh dalam penerbangan dari Jakarta menuju Pangkal Pinang, 28 Oktober lalu. Total, pesawat mengangkut 189 penumpang dan diduga semuanya tewas.
Empat korban tersebut bagian dari hasil dari pemeriksaan data postmortem dari jumlah total 195 kantung jenazah yang tiba dan diperiksa di Rumah Sakit Polri Raden Said Sukanto, sejak Senin (29/10) dan berhasil diambil 666 sampel DNA postmortem dan dicocokan dengan 189 sampel dari pihak keluarga.
Berdasarkan keterangan dari tim DVI Polri, empat korban Lion Air JT 610 yang berhasil teridentifikasi itu adalah Robert Susanto, Nikky Bagus Susanto, Shella dan Zuiva Puspita Ningrum.
Keempatnya adalah hasil sidang rekonsiliasi pencocokan data postmortem dari jenazah korban yaitu data primer seperti sidik jari dan DNA.
Robert Susanto, laki-laki berusia 56 tahun, diidentifikasi melalui DNA. Hal serupa juga terjadi pada jadad Nicky Bagus Santoso (35), Shella perempuan berusia 25 tahun, dan Zulva Puspita Ningrum perempuan usia 39 tahun.
“Jadi, hingga saat ini, penumpang yang telah teridentifikasi sebanyak 89 penumpang dengan rincian laki-laki 66 orang dan perempuan 23 orang. Adapun jenazah yang berhasil teridentifikasi hari ini semua berdasarkan tes DNA,” ujar Musyafak.
Dengan begitu, sudah 89 jenazah yang teridentifikasi berkat kerja Tim DVI RS Sukanto. Daftarnya adalah Jannatun Cintya Dewi; Candra Kirana; Monni; Hizkia Jorry Saroinsong; Endang Sribagusnita; Wahyu Susilo; Fauzan Azima; Rohmanir Pandi Sagala; Dodi Junaidi; Muhamad Nasir; Janry Efriyanto Sianturi; Karmin; Harwinoko; Verian Utama.
Lalu, Reni Aryanti; Muhammad Ravi Andrian; Eryanto; Vera Junita; Resti Amelia; Fifi Hajanto; Dede Anggraini; Petrous Rudolf Sayers; Eka Suganda; Niar R Soegiyono; Sudibyo Onggo Wardoyo; Hendra; Mito.
Kemudian Wahyu Alldilla; Ubaidillah Salabi; Imam Riyanto; Mawar Sariati; Tesa Kausar; Cosa Rianda Sahab; Dony; Daniel Suharja Wijaya; Herjuna Darpito; Nurul Dyah Ayu Sitharesmi; Paul Ferdinand Ayorbaba; Rabagus Noerwito Desi Putra; Martono; Ariawan Komardy; Dokter Ibnu Fajar Riyadi Hantoro; Matthew Bongkal; Mack Stanley.
Setelah itu, Kasan; Eling Sutikno; Sahabudin; AKBP Sekar Maulana; dr Rio Nanda Pratama; Radhika Widjaya; Rafezha Widjaya; Muas Efendi Muas; Murdiman; Ambo Malibone; Darwin Haryanto; Fendi Christanto; bayi Kyara Aurine Daniendra; Rifandi Pranata; Joyo Nuroso; Shandy Johan Ramadhan; Deryl Fida Febrianto; Firmansyah Akbar; Andrea Manfredi; Adonia Magdiel Bongkal dan Alfiyani Hidayatul Solikah.
Pesawat Lion Air JT 610 tipe Boeing 737 Max 8 bernomor registrasi PK-LQP, mengalami kecelakaan dan Jatuh di perairan Tanjung Pakis Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Senin (29/10), setelah sebelumnya hilang kontak selama tiga jam sejak pukul 06:33 WIB.
Pesawat nahas Lion Air JT 610 itu sendiri, membawa 179 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak dan dua bayi dengan dua pilot dan lima awak pesawat. (ik)
Discussion about this post