KALAMANTHANA, Muara Teweh – Tak lama lagi, masyarakat Benangin, atau umumnya Kecamatan Teweh Timur, bakal mendapatkan berkah. Mereka bisa membeli bahan bakar minyak dengan harga setara seperti di Jakarta.
Ini bakal terwujud setelah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Benangin pada 24 November mendatang. SPBU tersebut termasuk salah satu SPBU satu harga di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) yang dihadirkan Pertamina.
Hal ini tentu saja disambut gembira masyarakat setempat. Sebab, kondisi terkini di wilayah Benangin dan Teweh Timur umumnya, warga setempat membeli harga premium di tingkat pengecer senilai Rp11 ribu perliter. Sementara di daerah lain, Lampeong yang kini juga punya SPBU satu harga, premium biasanya dijual di tingkat pengecer Rp10 ribu perliter.
Ironis? Begitulah. Sebab, harga premium di Benangin maupun Lampeong, faktanya masih lebih murah dibandingkan di tingkat pengecer di Muara Teweh. Di ibu kota Kabupaten Barito Utara itu, premium seliter dihargai Rp12 ribu di tingkat pengecer. Ironisnya lagi, pengecer di Benangin dan Lampeong, mendapatkan premium justru dari wilayah Kalimantan Timur, bukan Kalimantan Tengah.
“Kita harapkan dengan adanya SPBU satu harga, BBM di tingkat pengecer, misalnya ke wilayah Tambaba dan sekitarnya bisa lebih murah lagi,” kata Manto, warga Desa Lampeong II. Dengan BBM satu harga, premium nantinya dibanderol Rp Harga jual premium Rp6.450 per liter dan solar Rp5.150 per liter.
Asisten Bidang Pembangunan dan Kesejahteraaan Rakyat Pemkab Barut, Hendro Nakalelo, mengatakan, dua daerah terluar mendapatkan fasilitas SPBU satu harga, karena penyediaan BBM sangat penting bagi masyarakat Barut, selain listrik dan infrastruktur. “Kita bersama-sama menjaga agar harga BBM di lapangan tidak melambung. Pernah terjadi, masyarakat harus membayar mahal, saat BBM habis,” katanya. (mel)
Discussion about this post