KALAMANTHANA, Penajam – Ridwansyah terkejut. Dia mencium bau tak sedap dari sumur bornya. Tercium bau gas keluar dari sumur yang terletak di depan rumahnya di Tunan Petung, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Ridwansyah bingung. Sumur bor itu baru digali dua hari lalu, tepatnya Sabtu (1/12). Dia menggunakan jasa Sugeng yang berpengalaman mengebor tanah untuk mendapatkan air bersih.
Tapi, Senin (3/12/2018), dia mendapatkan sumur itu tak seperti sehari-dua sebelumnya. Tak hanya mengeluarkan bau, mesin bor yang masih ada di dalam sumur itu ikut terangkat.
Bau yang agak aneh itu, menurut Ridwansyah, sebenarnya sudah mulai tercium saat sumur bor itu tergali pada kedalaman 38 meter. Tapi, dia kurang terlalu mempedulikan. Pengeboran tetap dilanjutkan. Baunya kian menyengat saat sumur bor menembus angka 52 meter. Ridwansyah pun memutuskan menghentikan pengeboran itu.
Langsung saja dia memberikan laporan kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Penajam Paser Utara. Tim BPBD PPU, sepagi itu, menyambangi rumah Ridwansyah.
Di lokasi, petugas BPBD melakukan koordinasi dengan Satpol PP, Pospol Petung, dan masyarakat setempat. Sumur yang masih mengeluarkan bau gas itu pun diperiksa.
Tak hanya itu, BPBD juga langsung berkoordinasi dengan Pertamina Lawe-Lawe dan Dinas Lingkungan Hidup. Mereka pun memutuskan melakukan pengujian material gas di lokasi.
Hasilnya? Melalui pengujian menggunakan test detector oleh Pertamina, diketahui kandungan gas tersebut menunjukkan level low exploitation limted. Artinya, tekanannya sangat tinggi dan tak dapat diukur. Selain itu, diketahui pula kandungan oksigennya hanya 17,3 persen, di bawah standar antara 19-23 persen. Ujungnya jelas, gas tersebut gampang terbakar.
Aparat kepolisian pun melakukan barikade agar lokasi sumur itu tak terjangkau anak-anak karena bisa memicu api. Sementara pihak Pertamina akan mengkomunikasin hasil dengan manajemennya tentang hasil uji yang sudah dilakukan. (ik)
Discussion about this post