KALAMANTHANA, Muara Teweh – Pekerja seks komersial (PSK) tersisa di Lokalisasi Merong alias Lembah Durian, dominan berasal dari Jawa Barat dan Jawa Timur. Tapi, ada juga lho dari Palangka Raya dan Puruk Cahu.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Barut, Kalimantan Tengah, Eveready Noor mengungkapkan sebelum ditutup, Lokalisasi Merong tinggal menyisakan 14 pekerja.
Adapun empat orang dari 14 PSK itu adalah mojang-mojang dari Bandung, Jawa Barat. Ada pula satu lainnya yang berasal dari Cimahi, tetangga Kota Bandung. Total, ada lima PSK yang berasal dari Jawa Barat.
Jumlah yang sama juga PSK yang berasal dari Jawa Timur. Tiga orang penghuni Merong yang tersisa berasal dari Tulung Agung dan masing-masing satu orang dari Malang dan Banyuwangi.
Everiady juga menyebutkan ada dua penghuni Merong yang berasal dari Kalimantan Selatan. Dia tak menyebutkan kota asalnya. Hanya, dua lainnya penghuni yang akan dipulangkan ternyata berasal dari Palangka Raya dan Puruk Cahu.
Jumlah penghuni lokalisasi Merong alias Lembah Durian di Muara Teweh, Barito Utara ini menyusut drastis menjelang penutupan. Jika sebelumnya ada 160 orang, kini tersisa 14 wanita penjaja cinta.
Eveready Noor mengungkapkan, data awal pada 2018, jumlah PSK Meriong 160 orang, pemilik wisma 19 orang, petugas keamanan empat orang, dan tukang parkir dua orang.
Tetapi setelah sosialisasi penutupan lokalisasi dan seiring waktu berjalan jumlah PSK menyusut drastis dari 160 orang tmenjadi cuma 15 orang. “Mereka yang tersisa belasan orang ini siap dipulangkan ke daerah masing-masing,” kata Eveready, Senin (11/11/2019). (mel)
Discussion about this post