KALAMANTHANA, Tamiang Layang – Setelah sempat tertunda beberapa waktu, akhirnya tim Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, mengambil sampel air yang diduga tercemar di kolam milik Perusahaan Besar Swasta (PBS) PT Bhadra Cemerlang (BCL), anak perusahaan Astra Group.
“Pengambilan sampel air ini karena kolam tersebut terindikas tercemar limbah dari penggunaan pupuk dan herbisida sehingga harus dibuktikan di laboratorium,” tegas Lurikto, Plt Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Barito Timur, di Tamiang Layang, Rabu (4/3/2020).
Lurikto mengatakan pengambilan sampel air ini dilakukan setelah ramai diberitakan ratusan hingga ribuan karyawan PT BCL mengunakan air keruh dan kotor yang terindikasi tercemar limbah pupuk dan pestisida.
“Pengambilan ini akan dilakukan di kolam air baku yang disalurkan oleh perusahaan di Afedeling Charli, Delta, dan Echo,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Lurikto mengakui keterlambatan dan penundaan pengambilan sampel air ini akibat masih macetnya jalan ke Banjarmasin karena arus balik jemaah haul Guru Sekumpul.
“Meskipun terlambat kami tetap mengambil sampel air itu untuk diperiksa dan diuji di laboratorium di Banjarbaru. Mudah-udahan hasilnya segera bisa diketahui dan diumunkan dan diambil sikap selanjutnya,” paparnya mantap.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya karyawan dan keluarga menggunakan air keruh dan kotor tanpa adanya penyaringan air bersih, namun hanya ada mesin penyedot dan pipa panjang yang langsung disalurkan ke masing-masing rumah karyawan dengan kondisi berlumpur dan bau.
Kondisi tempat kolam pengambilan air dikelilingi pohon-pohon sawit yang saat ini dalam tahapan pemeliharaan oleh pekerja kebun sehingga diduga sering dilakukan penyemprotan zat-zat kimia yang digunakan untuk buah sawit berbuah mencemari kolam tersebut.
Menurut seorang karyawan PT BCL yang minta tidak disebutkan identitasnya, umumnya semua karyawan menduga air keruh dan kotor tersebut tercemar sehingga mereka tidak berani mengkonsumsi air tersebut dan harus rela merogoh kocek untuk membeli air galon. “Jadi jangankan untuk dikonsumsi, untuk mandi dan mencuci pun air hampir tidak layak,” katanya. (tin)
Discussion about this post