KALAMANTHANA, Pulang Pisau – Melihat kondisi wabah virus corona (Covid-19) yang semakin meluas dan menjelang Bulan Ramadan hanya tinggal menghitung hari, Pemkab Pulang Pisau, Kalimantan Tengah perhatian khusus terkait ketersediaan sembako. Apalagi saat ini di Bumi Handep Hapakat khusunya permintaan gula dan bawang cenderung meningkat.
Bupati Pulang Pisau, Edy Pratowo mengatakan, ketersediaan bahan sembako pada umumnya cukup sampai enam bulan kedepan. Hanya saja, ada beberapa kebutuhan yang memang harus mendapat perhatian. “Yaitu ketersediaan gula pasir, bawang merah dan bawang putih. Beberapa hal ini menjadi perhatian pemerintah,” kata Edy.
Ia mengatakan berdasarkan pantauan di pasar belakangan ini harga gula pasir dan bawang memang mengalami kenaikan yang cukup tinggi.
Kondisi ini disebabkan adanya permintaan yang cukup tinggi, namun katersediaan barangnya dipasaran kurang sehingga berdampak pada harga. “Kita tunggu saja kebijakan dari pemerintah pusat seperti apa menyikapi gula pasir dan bawang ini. Apakah nanti impor atau seperti apa,” ucap orang nomor satu di Pulpis itu.
Untuk menyikapi hal tersebut, lanjutnya, pihaknya juga telah mengintruksikan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koparasi Usaha Mikro, Kecil Menengah (Disperindagkop UMKM) Pulpis memantau hal tersebut.
Selain itu pihaknya juga meminta kepada Dinas Sosial Pulpis dan Dinas terkait lainnya dapat menindaklanjuti surat dari Provinsi Kalteng terkait pengajuan bantuan sosial (bansos) bagi warga yang terdampak dengan wabah Covid 19.
“Kita telah mengintruksikan Disperindagkop Pulpis dalam mengantisipasi dengan membuka operasi pasar jika memang saat bulan ramadan harga gula pasir atau bawang mengalami kenaikan yang tidak normal. Artinya jika semula harganya Rp 10 ribu menjadi Rp 20 ribu, maka operasi pasar kemungkinan akan dilakukan,” ungkapnya.
Bupati mengharapkan, ketersediaan sembako ini bisa normal sebelum bulan ramadan. Supaya, tidak berdampak kepada masyarakat terutama Mereka yang kurang mampu.
Ia juga mengimbau agar masyarakat yang memiliki ekonomi lebih agar tidak melakukan aksi borong memborong sembako dipasaran terutama menimbun. “Berkait Bansos bagi masyarakat terdampak Covid juga menjadi Perhatian kita. Namun proses tetap dilakukan sesuai mekanisme yang ada,” tutupnya. (app)
Discussion about this post