KALAMANTHANA, Muara Teweh – Fernando akhirnya buka suara. Pria asal Padang ini mengungkapkan bagaimana istrinya, Rianti, dibacok di Muara Teweh. Dia beberkan cerita berdasarkan saksi mahkota.
Fernando mengungkapkan kronologis peristiwa itu sesuai dengan cerita saksi mata sekaligus korban, Tasya Novi. Tasya adalah keponakan dari Rianti, sang pedagang buah-buahan di Jalan Pramuka, Muara Teweh, Barito Utara, Kalimantan Tengah itu.
Kisahnya, pelaku langsung menyerang Rianti dari ruang tengah. Semula targetnya Tasya Novi karena sang keponakan yang melihat ada orang sembunyi di bawah meja sambil memegang pisau, lalu berteriak “rampok..rampok” pada Rabu (3/6) sekitar pukul 00.50 WIB.
Baca Juga: Suami Korban Pembacokan di Muara Teweh, Fernando: Istri Saya Jadi Perisai Anak dan Keponakan
Begitu mendengar teriakan Tasya Novi, Rianti yang sempat ke ruang tengah bergegas kembali ke arah kamar tidur. Tetapi di pintu penghubung dua ruangan, korban langsung dibekap pelaku dari arah belakang.
Tikaman pisau bertubi-tubi dilayangkan ke tubuh bagian belakang korban. Rianti terhuyung dan tersungkur ke tempat tidur. Pelaku terus menyerang dan menikam korban sehingga tembus dan melukai limpa korban.
Melihat bibinya diserang, Tasya Novi memberanikan diri bergulat dengan pelaku untuk merampas pisau. Tumpukan barang dilemparkan kepada pelaku, saat pelaku sedang kalap menusuk Rianti. Tasya dan pelaku saling berebut pisau.
Pisau terlepas dari tangan pelaku. Saat itu juga, pelaku kabur lewat jendela belakang kios milik korban. “Waktu pelaku mau panjat jendela, keponakan saya sempat dua kali menusuknya dengan pisau,” beber Fernando.
Ceceran darah yang menggambarkan betapa parahnya kejadian di malam itu, masih terlihat dengan jelas. Bercak darah banyak tertinggal di kasur, tercecer di lantai, bahkan di pintu lemari es dalam kamar korban. (mel)
Discussion about this post