KALAMANTHANA, Pontianak – Gerhana Matahari Total (GMT) semakin mendekat. Daerah-daerah yang menjadi perlintasannya pun kian sibuk. Salah satunya Kalimantan Barat.
Kalimantan Barat tak mau kehilangan momen pada peristiwa alam tersebut yang jatuh pada 9 Maret 2016. Serangkaian kegiatan dalam rangka meramaikan Total Eclips itu pun disusun dan sudah menjadi perbincangan publik di sana. “Ada sensasi lain di Pontianak karena berada persis di bawah garis khatulistiwa,” kata Menpar Arief Yahya, di Jakarta.
Wajar, jika banyak peneliti yang menunggu datangnya bulan menutup matahari dalam posisi tegak lurus di sana. Meskipun, sebenarnya di Ibu Kota Kalbar itu tidak sampai 100% gerhana. “Sensasi alam yang langka, 350 tahun sekali, dan hanya di Indonesia yang ada di darat, dan disambut dengan 100 event di seluruh Indonesia,” ungkapnya.
Ada ribuan peneliti yang diyakini akan membanjiri provinsi yang berada di garis Khatulistiwa ini. Di Kota Pontianak sendiri, akan ada dua titik yang bisa menyaksikan gerhana matahari. Titik pertama adalah Pontianak Convention Center (PCC). Sementara titik berikutnya Kantor Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan)
“Bagi pengunjung PCC yang terletak di Pontianak Selatan, diizinkan melihat langsung dari puncak gedung. Sementara untuk Pontianak Timur, di Markas Lapan sudah ada peralatan khusus yang disiapkan untuk menyaksikan fenomena GMT,” papar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Pemerintah Kota (Pemkot) Pontianak, Hilfira Hamid. Sabtu (20/2).
Hilfira menyatakan, peristiwa alam yang hanya terjadi dalam kurun waktu puluhan tahun ini memberikan makna tersendiri bagi pihaknya. “Kami harapkan bisa mendongkrak wisatawan baik itu datang untuk melihat gerhana secara langsung ataupun melakukan penelitian. Peneliti Malaysia dan Brunei Darussalam akan kita undang karena di kedua negara tersebut tidak dilewati atau tidak bisa menyaksikan gerhana matahari,” paparnya.
Koordinasi dengan Lapan pun sudah dilakukan. Lembaga penelitian dan pengembangan sains antariksa itu menyediakan 180-an kacamata khusus pada 9 Maret 2016. Menurut Hilfira, kacamata khusus ini bisa menangkal efek negatif dari tingginya radiasi GMT. “Kota Pontianak akan dilewati gerhana matahari sedang, sekitar 92,96 persen,” tambahnya. (*)