KALAMANTHANA, Palangka Raya – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kalimantan Tengah Kalimantan Tengah (Kalteng), Yuel Tenggara di Palangka Raya, Selasa, mengatakan, peramal dayak akan hadir dan meramalkan apakah gerhana matahari total membawa kebaikan atau keburukan bagi Indonesia, khususnya provinsi berjuluk “Bumi Tambun Bungai” ini.
Selai itu, pemerintah di Provinsi Kalimantan Tengah tidak hanya mengadakan pesta rakyat dan pagelaran budaya serta kegiatan lainnya, namun juga menghadirkan sejumlah peramal suku dayak untuk meramaikan penyambutan gerhana matahari total pada Rabu (9/3).
“Apabila dalam ramalan tersebut nantinya banyak membawa keburukan, maka langkah apa yang perlu dipersiapkan. Jadi, selain sejumlah peramal, kita juga mempersiapkan ‘orang balian’ atau sejenis prosesi adat pembuang sial,” kata Yuel.
Sejumlah peramal yang dilibatkan Disbudpar Kalteng itu juga nantinya dapat dimanfaatkan masyarakat setempat ataupu turis domestik dan mancanegara untuk melihat seperti apa perjalanan kehidupannya di masa mendatang.
Yuel mengatakan, orang yang ingin diramal oleh peramal andal suku Dayak sekaligus merupakan tokoh di Kalteng ini, nantinya duduk di sebuah gong yang telah disediakan. Setelah itu, peramal akan melihat dengan kebatinan orang yang akan diramal tersebut.
“Peramal ini akan berada di Bundaran Besar Palangka Raya yang menjadi pusat menyambut gerhana matahari total. Tapi perlu dipahami, kita sebagai manusia tetap harus lebih percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ramalan ini kan lebih kepada prediksi yang mungkin bisa terjadi,” katanya.
Kepala Disbudpar Kalteng ini menyebut berbagai kegiatan pesta rakyat, pagelaran budaya, pameran kerajinan asli suku dayak dan kegiatan lain menyambut gerhana matahari total ini dilaksanakan juga untuk memberikan hiburan lain bagi para turis domestik maupun mancanegara yang sengaja datang ke provinsi ini.
Dia mengatakan informasinya yang dikumpulkan, banyak turis dari berbagai provinsi di Indonesia telah berada di Kalteng, khususnya Palangka Raya. Bahkan, turis dari negara Jepang, Amerika, Rusia, Belanda, Spanyol, Brazil, Polandia, Australia, Tiongkok, Australia dan berbagai negara lainnya.
“Turis mancanegara yang kami data itu datang secara personal bukan agen perjalanan. Kalau agen perjalanan banyak lagi. Jadi, peristiwa Gerhana Matahari Total ini juga kita manfaatkan untuk mengenalkan budaya Kalteng agar di kemudian hari berkenan datang kembali ke Kalteng,” demikian Yuel.