TOUR de Bintan 2016 resmi diluncurkan di Balairung, Gedung Sapta Pesona, Merdeka Barat, Jakarta, oleh Menpar Arief Yahya. Lebih dari 800 pembalap sepeda dari 40 negara yang berpartisipasi dalam event tersebut.
Tour de Bintan 2016 merupakan ajang balap sepeda kerja sama Pemprov Kepulauan Riau, Kabupaten Bintan, Metasport Singapore, dan didukung Kemenpar. “Saya sudah berhitung, direct value-nya sekitar Rp30 miliar, repeater value Rp16 miliar, dan media value-nya Rp20 miliar. Total value Rp65 miliar dan diliput oleh 150 media internasional,” kata Menpar Arief Yahya.
Media value TDB hanya 30%. Umumnya media value sport tourism adalah 65%. Jadi masih kurang. Seharusnya, target media value minimum 50% dari total value. Hal ini sangat bermanfaat untuk mempromosikan destinasi.
Nilai itu, kata Menpar, masih belum menghitung value dari media lokal dan nasional. “Media value TDB ini hanya 30%. Umumnya sport tourism itu 65%. Jadi masih sangat kurang. Saya sudah menghitung MotoGP dan itu bisa dijadikan standar dalam menghitung impact dari sebuah event. Direct impactnya Rp1 triliun, indirect atau medua value-nya Rp2 triliun,” kata Menpar.
Mengapa indirect atau media value lebih besar? “Itu untuk mempromosikan Bintan, mempopulerkan Lagoi, dan menaikkan brand value Wonderful Indonesia. Ingat Ogilvy, konsultan PR terbesar di dunia. Setiap kenaikan country branding 10%, akan berdampak pada kenaikan tourism 11%, dan investasi naik 2%. Ada value yang memang diinvestasikan kembali untuk memperbesar brand,” ungkap Arief.
Sama halnya dengan sepak bola dunia. Klub-klub profesional Eropa itu pendapatan terbesarnya bukan dari tiket masuk ke stadion. Tapi sponsorship, yang jika dipilah lagi, yang paling besar adalah TV-right, atau menjual hak siar, lalu sponsor di equipment, baju, jaket, kaus, stadion, dan sebagainya. “Karena itu, sayang sekali Tour de Bintang yang sudah eksis selama enam kali dan diminati oleh wisman itu, tidak terpromosikan dengan baik, sehingga media value-nya lebih kecil dari dampak bisnis langsung,” kata dia.
Arief Yahya punya model yang bisa diterapkan oleh semua Kadispar di seluruh Indonesia yang hendak menggelar event. Harus dihitung benar impact-nya. Seberapa besar event itu memberi value kepada daerah, termasuk pajak, pengusaha, masyarakat atau community dan brand daerah. “Idealnya 50% untuk operasional event, dan 50% lagi untuk media,” jelas Arief.
Bupati Bintan, Apri Sujadi mengakui, pihaknya hanya menganggarkan sekitar Rp1,7 miliar untuk Tour de Bintan. Semuanya diinvestasikan untuk operasional kegiatan. “Kami sudah bisa mendapatkan pajaknya dengan angka yang sama dengan nilai rupiah yang kita support atas event itu. Bintan ini andalannya pariwisata. PAD kita terbesar 80% dari pariwisata. Sport tourism seperti Tour de Bintan ini adalah salah satu cara untuk menaikkan PAD Bintan juga,” tegas Apri Sujadi.
Sementara itu, Natalie Marquet dari Metasport Singapore yang mengorganize Tour de Bintan itu menyebut tahun 2016 ini memang agak merosot jumlah pesertanya. Hanya sekitar 800-an pembalap. Tahun sebelumnya sempat 1.300-1.400 orang. Biasanya pembalap tidak sendirian. Mereka membawa tim, pelatih, teknisi, dan beberapa memborong keluarganya. Acara balapan itu sendiri dilangsungkan selama tiga hari.
“Total hadiahnya US$10.000. Kami berterima kasih kepada Pemerintah Daerah Bintan dan Kepri. Juga Kementerian Pariwisata yang terus memberi support. Mudah-mudahan tahun depan pesertanya lebih banyak dan pelaksanaannya lebih baik,” jelas Natalie.
Tour de Bintan memang belum sekondang Tour de France yang punya Alpe d’Huez, tanjakan paling kondang di lomba itu. Tapi dari segi panorama, ajang balap sepeda di Bintan itu tak kalah bagusnya. Even balap sepeda ini sempat absen di 2015 lantaran kabut asap. “Tapi April 2016 ini akan dikemas lebih baik lagi. Mulai dari aspek teknis perlombaan, akomodasi, keamanan, keselamatan, dokumentasi, publikasi hingga mobilisasi massa, semua bakal dikemas dengan sangat menarik,” kata Kadispar Kepri Guntur Guntur Sakti.
Ambisi yang sangat mungkin bisa diraih mengingat even balap sepeda yang digelar 1-3 April 2016 itu akan mengeksplorasi pemandangan Bintan secara keseluruhan. Fokus dari Tour de Bintan adalah perjalanan sejauh 153 km yang melewati area pusat pulau Bintan pada Stage 1. Tidak ada tanjakan besar di lintasan, tetapi medan yang dilalui jarang sekali datar. Peserta akan menikmati perjalanan seru menerabas perbukitan yang berkelok-kelok. Cuaca panas dan lembap diprediksi akan selalu menemani pengalaman yang epik masing-masing rider.
Daya tarik lain yang tak kalah serunya adalah kehadiran Prologue Time Trial course. Ini adalah balapan pembuka sepanjang 12 kilometer yang dilangsungkan sebelum tahapan (stage) pertama dimulai. Prolog ini akan memutari kawasan wisata Lagoi Bay, sebuah kawasan yang kerap disebut Bali-nya Kepulauan Riau. Kawasan yang bagus, bersih, dan modern. Ada banyak pertokoan, kafe, resort, padang golf, pantai pasir putih serta nyiur di pinggir pantai.
Tour de Bintan juga menawarkan Gran Fondo, atau “Big Ride”, bagi pengendara sepeda yang ingin merasakan pengalaman bersepeda seperti pro dalam rute penuh tapi tanpa perasaan stres karena berkompetisi. Gran Fondo Double ditujukan untuk mereka yang memiliki jiwa petualang tinggi di mana tour mencakup dua hari bersepeda dengan total lintasan 260 km, sementara untuk mereka yang hanya ingin bersepeda satu hari dapat memilih antara Gran Fondo Classic (153km) dan Gran Fondo Challenge (82km). (*)