MAU ke mana di Liburan Paskah, 25-27 Maret 2016? Kalau berada di Ibu Kota, tidak salah mengajak anak-anak ke Sea World, Taman Impian Jaya Ancol. Ada sesuatu yang unik di akhir pekan ini, yakni pertunjukan Diving Rabbit Show. Tontonan khas itu akan diadakan satu kali dalam sehari, persisnya pukul 13.00 WIB.
Kali ini, Sea World memang berniat menyajikan sesuatu yang berbeda. Kesan akuarium raksasa yang dipenuhi oleh ikan-ikan laut yang cantik masih tetap dipertahankan sebagai kekuatan atraksi. Kekayaan biota asli Indonesia dengan puluhan ribu koleksi perairan tawar dan laut juga akan dipertontonkan. Lambaian ikan pari, hiu yang agresif, hingga piranha yang diam-diam bergerombol, masih bisa dilihat secara langsung dari dekat.
Warna yang berbeda adalah pertunjukan Diving Rabbit Show. Empat orang penyelam memakai kostum kelinci berwarna berwarna biru, pink, merah, dan kuning akan menjadi tontonan seru. Semuanya akan berinteraksi dengan pembawa acara dan pengunjung. Pengunjung terutama anak-anak akan diajak untuk mengarahkan empat penyelam yang berada di dalam akuarium untuk mencari dan menyelamatkan telur penyu.
“Acara ini terkaitnya sebenarnya sama liburan Hari Raya Paskah tapi kita melihatnya universal dan disesuaikan dengan tema Seaworld yaitu konservasi bawah laut,” kata General Manager Departemen Tirta PT. Taman Impian Jaya Ancol, Ellen Gaby Tulangow.
Ada pesan edukasi di dalamnya. Saat pengunjung Sea World berada di lorong akuarium raksasa dengan travelator, pengunjung akan diajak untuk peduli dengan penyu. Tema kali ini adalah wisata edukasi. Karena saat ini, habitat alami penyu sudah diambil alih dan dirusak oleh manusia yang ingin menikmati pantai. Jumlah mereka terus menurun. Dan jika tren tersebut berlanjut, para ahli memprediksi mereka akan punah dalam waktu sekitar 50 tahun.
“Memang kita ingin memberikan pesan edukasi ke anak-anak usia 0-10 tahun lewat acara ini. Kita kemas acara ini menarik agar pengunjung senang dan bisa mendapatkan informasi,” jelasnya.
Menpar Arief Yahya simpati dengan tema konservasi penyu di Sea World, Ancol tersebut. Ini akan menjadi pendidikan pada anak-anak, bahwa habitat bawa laut yang makin langka itu harus dilestarikan. Parisata itu mengajarkan tentang konservasi. “Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan,” ucap Mantan Dirut PT Telkom yang berdarah campuran Banyuwangi-Banten ini.
Dia memberi contoh pada neIayan di Mandeh, Sumatera Barat. Ada dua kampung, yang pertama Sungai Nyalo yang masih mempertahankan budaya sebagai nelayan. Satu lagi Carocok, yang sudah mengubah mata pencahariannya sebagai orang pariwisata. “Nelayan yang setiap hari menangkap ikan, penghasilan per harinya hanya Rp 50 ribu. Sedangkan pengantar dan pemandu wisata, di Carocok, pendapatan hariannya bisa Rp 225 ribu. Tugasnya menjaga dan merawat potensi alam dan biota yang ada di dalamnya,” kata Menpar Arief Yahya.
Pariwisata itu nalurinya menjaga dan melestarikan. Semakin terjaga terumbu karangnya, semakin banyak ikan berbiak, semakin menarik wisatawan. Sedangkan nelayan, menangkap, membunuh ikan, bahkan menggunakan bom, yang membuat mati terumbu karang.”Bahkan menjualnya dengan harga murah,” kata dia.(*)