KALAMANTHANA, Nunukan – Pemerintah Provinsi Kalimantan Utara merilis sebanyak 290 desa sangat tertinggal. Data ini mengacu pada indeks desa membangun (IDM) yang diluncurkan Kermenterian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal. Desa ini tersebar pada empat kabupaten yakni Kabupaten Bulungan, Nunukan, Malinau dan Tana Tidung.
Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie dalam rilisnya Kamis, tercatat 444 jumlah desa di wilayahnya sebanyak 290 desa atau 65,32 persen di antaranya masuk kategori sangat tertinggal.
Selanjutnya, sebanyak 117 desa atau 26,35 persen masuk kategori tertinggal sedangkan desa kategori berkembang sebanyak 33 desa atau sekitar 7,43 persen sehingga perlu dilakukan kolaborasi berkesinambungan dengan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait untuk melakukan pembinaan perangkat desa.
“SKPD yang memiliki program desa sedapat mungkin melakukan kolaborasi untuk melakukan pembinaan kepada perangkat desa khususnya pada desa-desa yang masih tergolong tertinggal dan sangat tertinggal,” terang Irianto Lambrie.
Namun, kata Irianto Lambrie, hanya terdapat empat desa di wilayah Kaltara yang telah digolongkan desa maju yakni Desa Tideng Pale Kecamatan Sesayap Kabupaten Tana Tidung, Desa Sei Nyamuk Kecamatan Sebatik Timur, Desa Sanur Kecamatan Tulin Onsoi Kabupaten Nunukan dan Desa Malinau Kota Kecamatan malinau Kota Kabupaten Malinau.
Ia mengharapkan, jika indeks tersebut dipergunakan dengan baik sebagai acuan dalam melakukan afirmasi, integrasi dan sinergi pembangunan, kondisi masyarakat desa yang sejahtera, adil dan mandiri seperti yang dicita-citakan yakin akan mencapai sasaran sebagaimana yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) provinsi itu.
Oleh sebab itu, Irianto Lambrie mengungkapkan, akan menjadikan Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan yang juga menjadi wacana pemerintah pusat sebagai pusat perdagangan hasil perikanan di pulau terluar dimana produksi ikan tersebut telah dilakukan penjajakan untuk diekspor ke negara Malaysia, Tiongkok, Hongkong dan Pilipina.