KALAMANTHANA, Banjarmasin – Ketua DPD KNPI Kota Banjarmasin Said Komaruzzaman menyatakan, bahwa banyak para peserta yang menuntut GM PT PLN Kalselteng Pornomo mundur, namun itu harus dimaknai dengan bijak semua pihak, termasuk PLN dan masyarakat sendiri.
“Meski dia mundur besok misalnya, tidak mesti juga listrik bisa normal, jadi inti masalahnya akan kita bisa pecahkan bersama,” ujarnya dalam kegiatan yang diinisiasi pihaknya ini, Sabtu.
KNPI, tegas dia, akan melanjutkan hasil diskusi ini nantinya, di mana penjelasannya pihak PLN sebagai operator tidak bisa berbuat banyak karena proyeknya penambahan daya listrik ini ada ditangan kontraktor penyelesaiannya.
Tuntutan mundur datang dari para perwakilan Ketua Rukun Tetangga (KRT) di 52 kelurahan se-Kota Banjarmasin saat mengikuti acara dialog interaktif “Banjarmasin Krisis listrik” dengan sub tema “Apa yang sudah dilakukan PLN?”.
Kegiatan ini dilaksanakan di salah satu hotel berbintang di HBI Banjarmasin ini dilaksanakan Komete Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Banjarmasin, dengan narasumber utama langsung dihadiri GM PT PLN Wilayah Kalselteng Purnomo, Sabtu.
“Ini yang mau kita kejar lagi nantinya,” pungkas Said.
Sementara itu, General Meneger (GM) PT PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah (Kalselteng) Purnomo terkait tuntutan harus mundur tersebut menganggapnya sebuah hal yang biasa sebagai ungkapan kritik dan kekecewaan masyarakat terhadapnya.
“Kalau itu membuat jadi bagus saya tidak masalah mundur, saya tidak masalah dengan itu (jabatan), sekarang saya hanya berusaha maksimal mengatasi krisis daya listrik ini,” ujarnya.
Dia mengakui, kekecewaan masyarakat terhadap PLN saat ini sangat memuncak dengan terus terjadinya pemadaman listrik yang dilakukan pihaknya, namun itu perlu dimengerti masyarakat terjadinya ini karena adanya gangguan yang tidak bisa diatasi cepat.
“Jadi adanya tuntutan-tuntutan dan pernyataan macam-macam dari masyarakat terhadap kita itu normal dan rasional,” tuturnya.
Dijelaskan Pornomo, terjadinya krisis listrik ini karena adanya langkah pemeliharaan terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-asam, salah satunya pada unit 2 yang mengakibatkan defisit daya listrik cukup besar.
“Secara keseluruhan defisitnya 43,5 MW, ini setara dengan padamnya 87.000 rumah tangga yang terimbasnya pemadaman dari 1,4 juta pelanggan PLN,” ujarnya.
Dari itu, kata dia, pihaknya terus berupaya melakukan penangan masalah ini diantaranya dengan relokasi PLTD dari Bali dan Riau yang berdaya 50 MW dan membeli excess power berdaya 35 MW, ditarget akhir Juni bisa terealisasi.
“Berbagai upaya cepat akan kita lakukan terus, bahkan kita akan bekerjasama dengan perusahaan listrik swasta sebagai langkah kita mengatasi krisis listrik ini,” paparnya.
Salah seorang perwakilan RT Kelurahan Sungai Andai, Banjarmasin Utara, Bambang mengaku, tidak merasa puas dengan penjelasan pihak PLN, sebab tidak ada kepastian atau jaminan akan pemadaman yang sangat merugikan masyarakat ini.
“Masyarakat tahunya kapan listrik tidak padam-padam lagi, sebab banyak alat elektronik mereka rusak karena ini, kalau tidak bisa berjanji, teman-teman ketua RT banyak tadi minta GM-nya mundur saja,” ungkapnya.