OMBAK Mentawai bakal dijadikan sudut pandang kekuatan Festival Pesona Mentawai 2016, yang diguliarkan pada 19-24 April nanti. Bahkan Menteri Pariwisata Arief Yahya menjanjikan untuk melanggengkan event bahari di barat Sumatera Barat itu tahun depan.
Hal itu disampaikan saat launching festival di Balairung, Gedung Sapta Pesona, Kemenpar, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta. “Festival Pesona Mentawai 2016 ini adalah kali pertama. Dukungan Kemenpar dari pemasaran adalah akan menjadikan festival ini sebagai agenda tahunan. Karena itu, semua pihak bisa bersiap lebih awal. Lebih matang, lebih keren, lebih banyak mengundang wisatawan baik nusantara maupun mancanegara,” jelas Arief Yahya, yang Mantan Dirut PT Telkom Indonesia itu.
Dukungan lain, lanjut Menpar, dari sisi pengembangan destinasi, Siberut menjadi KSPN –-Kawasan Strategis Pariwisata Nasional. Tahun ini akan dibuat masterplan-nya, secara menyeluruh untuk Mentawai, agar tertata sejak dini.
“Karena itu, Pak Bupati, Pak Gubernur, jangan dibangun apa-apa dulu, sabar dulu, sebelum detail masterplannya jadi. Saya menugaskan Deputi Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata (PDIP) Kemenpar untuk menuntaskan masterplannya,” ucap Arief Yahya yang meminta Dadang Rizky, Deputi PDIP itu untuk berdiri di tengah-tengah sekitar 200 audience.
Menpar menyebutkan Mentawai itu memiliki atraksi alam yang sangat bagus. Punya 70 surfing spot yang level dunia, dari sekitar 400-an spot yang ada, dan 30 diving spot yang indah melihat kehidupan bawah laut. “Saya ingat, dulu Kuta Bali itu dibangun dan didatangi wisman Australia karena surfing spotnya, sekitar tahun 1970. Tapi ombak surfing Mentawai jauh lebih ekstrem dan menantang daripada di Kuta Bali,” jelas dia.
Kalau diving, aku Arief Yahya, memang masih belum bisa mengimbangi triangle Raja Ampat, Labuan Baji dan Wakatobi. Dan mereka memang sudah mengembangkan pariwisata berbasis maritime itu puluhan tahun yang lalu. “Tapi kalau surfing, saya jamin Mentawai lebih oke. Dari tiga besar surfing site dunia, Mentawai itu nomor dua dan tiga. Nomor satunya, Hawai, USA di Pacific,” ungkap Arief Yahya.
Soal akses, lanjut Menpar, saat ini bandara yang tersedia di Mentawai masih 800 meter. Sementara saat ini naik kapal ke Mentawai masih 3 jam, itu waktu yang masih terlalu lama. “Gampangnya begini, 75 persen wisman itu masuk ke Indonesia lewat udara, karena kita negara kepulauan. 24 persen via penyeberangan di Batam-Bintan via Singapore. Hanya 1 persen pelintas batas, atau overland. Karena itu, biar tidak kerja dua kali, maka sebaiknya disiapkan konsep bandara dengan lebar 45 meter dan panjang 2.500 meter,” kata dia.
Kalau saat ini sudah ada 800 meter, maka tinggal lahan untuk perpajangan bandaranya. Pak Bupati dan Pak Gubernur yang menyiapkan tanahnya. Kalau sudah clear and clean, nanti diajukan ke Kementerian Perhubungan. Kalau Pemda yang membangun sendiri, saya kira tidak siap dari budgetingnya,” ungkap Arief Yahya.
Selama ini, Mentawai sudah dikunjungi oleh 8.000 wisman dan 2.000 wisnus. Jumlah wisman lebih banyak daripada wisnus. “Nanti, kalau direct flight dari Jakarta, dengan harga tiket sekitar Rp 600 ribuan, itu baru bisa diandalkan. Orang Jakarta disuruh transit lalu menyeberang 3 jam, sudah hampir pasti susah,” ungkap dia.
Menpar juga meminta Bupati dan Gubernur menyiapkan kawasan minimal 300 hektar untuk membangun sustainable tourism development (STD). Jika itu lahannya pemda, akan lebih mudah. “Karena rumusnya destinasi adalah 3A, atraksi, akses dan amenitas. Atraksi sudah kuat, akses sedang dicarikan solusi, dan amenitasnya harus dibangun,” kata Arief Yahya. Di situlah yang akan dibangun amenitas untuk percepatan pembangunan destinasi tersebut.
Dalam STD itu, ada tiga hal yang harus di-create. Rumusnya ECE, environment, community dan economic. Karena itu Menpar Arief Yahya sering menggunakan istilah “Semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan.” Environment harus dilestarikan, masyarakat atau community harus diberdayakan, ujungnya adalah kesejahteraan atau economic value. “Masyarakat harus happy, kalau tidak, itu akan tidak akan sustainable,” paparnya.
Bahkan Menpar sudah memiliki bayangan akan skema bisnis yang sangat cantik, dimana masyarakat dilibatkan sebagai stakeholder atau pemegang saham yang non diluted. Saham yang dimiliki masyarakat itu tidak akan terkurangi persentasenya, meskipun ada injeksi penambahan modal. “Devidennya dialokasikan untuk tiga hal saja. Pertama, kesehatan. Kedua, pendidikan. Ketiga, baru perumahan untuk masyarakat,” sebut Arief Yahya.
Launching Festival Pesona Mentawai 2016 itu juga dihadiri Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit dan Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet. Ada tarian tradisional Turuk Langgai, yang ditampilkan dengan penari-penari bertatto yang khas Mentawai. Tetabuhan musiknya juga cukup unik dengan bongo dan alat-alat tradisional. “Tattoo Mentawai itu konon, tattoo tertua di dunia.”ungkapnya.(*)