KALAMANTHANA, Sampit – Anggota DPR-RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Asdy Narang melakukan sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di Sampit, Kotawaringin Timur, Rabu (13/4/2016).
Asdy, anggota DPR dari daerah pemilihan Kalimantan Tengah itu menyebutkan Pancasila merupakan aktualisasi tekas bersama segenap komponen bangsa Indonesia untuk tetap bersatu dalam keberagaman.
“Pancasila merupakan kerangka dasar ideologi negara dan bangsa Indonesia. Karena itu, keberagaman-keberagaman tidak berhenti pada kesalehan ritual, namun juga harus berdampak pada kehidupan sosial kemasyarakatan, mencegah bergeraknya kebangkrutan sosial,” ujarnya.
Acara sosialisasi 4 pilar kebangsaan ini membedah manusia, baik sebagai subjek maupun objek pembangunan. Menurutnya, pembangunan harus berlandaskan keadilan dan keberadaban bagi kemajuan masyarakat Indonesia itu sendiri. Dan, itu sudah jelas tersirat dalam Pancasila.
“Ketuhan yang Maha Esa sebagai sila pertama Pancasila, harus terhayati benar oleh kita semua, termasuk aparatur pemerintah. Oleh karena itu, sila pertama ini memberikan ruh kepada empat sila lainnya,” tambah anggota DPR RI dua periode itu.
Bila sila pertama kurang dihayati, bisa berdampak kurang baik terhadap pergaulan dan pergumulan kehidupan berbangsa yang plural. Indikasinya adalah timbulnya kebencian-kebencian yang disusul oleh kekerasan atas nama agama.
Penghayatan sila pertama, otomatis berdampak positif terhadap sila-sila berikutnya. Misalnya, dalam akses pendidikan, tidak boleh ada diskriinasi. Karena itu, hematnya, anggaran pendidikan yang minimal 20 persen dari APBN, harusnya dapat dinikmati seluruh masyarakat, termasuk mereka yang kurang mampu atau terisolir.
Ironisnya, negara ini pernah memberlakukan praktik diskriminatif dalam dunia pendidikan, yakni ketika dibentuknya rintisan sekolah bertaraf internasional (RSBI), sebelum akhirnya dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi. (ss)
Discussion about this post