KALAMANTHANA, Tarakan – Krisis listrik hampir melanda seluruh sudut Kalimantan. Di Kalimantan Utara, penyebabnya lebih khas. Apa itu?
Gubernur Kaltara, Irianto Lambrie menegaskan, krisis listrik yang dialami wilayahnya selama ini disebabkan kondisi geografis yang sebagian sulit terjangkau.
“PT PLN belum sepenuhnya membangun jaringan hingga pinggiran karena terkendala faktor geografis yang sulit dijangkau,” kata Gubernur di Tarakan terkait masih seringnya terjadi pemadaman listrik pada sejumlah kabupaten/kota di daerah itu.
Ia mengatakan, saat ini penyedia listrik yakni PT PLN (Persero) masih terfokus pada pengadaan mesin pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD) atau PLTG (pembangkit listrik tenaga gas). Padahal banyak sumber daya alam yang memenuhi standar seperti tenaga air.
“Berkaitan dengan permasalahan ini, langkah tepat yang dilakukan PT PLN apabila terjadi “overhole” adalah dengan melakukan pemadaman secara bergiliran sebagai solusinya,” ujarnya.
Irianto Lambrie meminta, seyogyanya ada perlakuan khusus bagi daerah penghasil migas terkait pengadaan listrik dalam hal kemudahan memperoleh izin bagi investor yang ingin menanamkan modalnya.
Gubernur Kaltara ini menegaskan, langkah pemecahan masalah kelistrikan di wilayahnya, pemerintah dan masyarakat secara bersama-sama memiliki langkah mengatasi hal tersebut meskipun diakui permasalahan serupa bukan hanya dialami Provinsi Kaltara.
Provinsi Kaltara sebagai daerah otonomi baru (DOB) memang sangat terasa terjadinya krisis listrik akibat terjadinya peningkatan rencana investasi, perekonomian dan pembangunan daerah serta peningkatan jumlah penduduk sebagai faktor meningkatnya kebutuhan listrik.
Namun ke depannya perlu ada langkah khusus yang dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya alam lainnya menjadi pembangkit listrik seperti air yang sangat memenuhi syarat untuk meminimalisir terjadinya krisis listrik secara berkesinambungan.
Ia mengharapkan, pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan di Provinsi Kaltara tidak hanya terfokus pada kebutuhan rumah tangga tetapi sudah selayaknya memikirkan kebutuhan industri sehingga investor berminat menanamkan modalnya di daerah itu. (ant/akm)