KALAMANTHANA, Samarinda – Pelaksanaan ujian nasional jenjang SMP di Kota Samarinda, Kalimantan Timur, dibayang-bayangi banjir yang bisa menghambat kelancaran ujian. Instansi terkait pun menyiapkan strategi untuk menanggulanginya.
“Kami sudah menyiapkan tiga strategi karena saat ini merupakan musim hujan dan berisiko terjadi banjir saat UN SMP berlangsung pada 25-28 April mendatang,” ujar Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Samarinda Asli Nuryadin di Samarinda, Jumat (15/4/2016).
Ia menjelaskan tiga strategi yang disiapkan untuk mengantisipasi jika banjir benar-benar terjadi adalah pertama, jika hanya jalan menuju sekolah yang banjir, maka jam pelaksanaan UN akan diundur.
“Jika dalam keadaan normal UN dimulai pukul 07.30 Wita, maka dalam kondisi jalan yang banjir, jadwal mulai UN bisa diundur 30 menit atau satu jam, atau tergantung genangan air, sehingga jam selesainya juga akan menyesuaikan,” kata Asli, yang didampingi Kabid Pendidikan Menengah Disdikbud Samarinda Suar Wiguno.
Kedua, jika sekolah yang terkena banjir, pelaksanaan UN SMP akan dipindah ke sekolah terdekat, baik menumpang di SD maupun SMA. Apabila banjir terjadi saat pelaksanaan Ujian Sekolah jenjang SD, maka siswa peserta ujian bisa menumpang di SMP maupun SMA terdekat.
“Namun, jika semua sekolah dalam satu kawasan banjir, tentu kondisi ini masuk dalam kategori bencana yang tidak bisa dihindari, sehingga kami harus secepatnya melaporkan kepada Kemendikbud untuk meminta penundaan UN sampai keadaan memungkinkan,” ujarnya.
Meskipun sudah menyiapkan tiga rencana antisipasi, Asli Nuryadin dan Suar Wiguno tetap berdoa agar saat pelaksanaan UN mendatang tidak terjadi banjir, sehingga semua bisa berjalan dengan normal.
UN SMP di Kota Samarinda berlangsung di 81 sekolah dengan jumlah peserta sebanyak 13.021 siswa. Dari jumlah itu, sebanyak 23 SMP/MTs baik negeri maupun swasta menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK). (ant/akm)