KALAMANTHANA, Penajam – Jangan pernah membunuh kreativitas. Dan, warga RT 01, Kelurahan Kampung Baru, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, melakukannya. Mereka mengolak buah mangrove atau bakau jadi produk makanan ringan yang bisa meningkatkan penghasilan.
“Sejak 2006 bersama 20 orang yang tergabung dalam Kelompok Usaha Wanita Mina Mandiri, kami memanfaatkan buah bakau sebagai bahan baku makanan ringan,” kata Ketua Kelompok Usaha Wanita Bina Usaha, Kelurahan Kampung Baru Siti Ruqiyah dihubungi di Penajam, Minggu (24/4/2016).
Tanaman bakau, katanya, tidak hanya sebagai tanaman pencegah terjadinya erosi dan abrasi pesisir pantai, tetapi memiliki banyak manfaat salah satunya buahnya dapat diolah menjadi produk makanan ringan guna meningkatkan penghasilan masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir.
“Buah tanaman bakau itu bisa diolah menjadi produk makanan yang memiliki nilai jual. Warga di Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam sudah memanfaatkan buah bakau itu menjadi produk makanan,” jelasnya.
“Buah bakau itu bisa dijadikan sebagai bahan baku makanan khas, seperti kue cimi-cimi, bolu, dan akar rotan,” katanya.
Lurah Kampung Baru, Mujono mengatakan pengembangan pengolahan buah bakau menjadi produk makanan ringan tersebut masih terkendala pendanaan.
Pemasaran makanan ringan dari buah bakau tersebut lanjut dia, masih terbatas di tingkat rumah tangga karena untuk mempromosikan produk makanan lokal khas Kelurahan Kampung Baru itu terkendala anggaran yang masih sangat terbatas.
“Kami berharap, pemerintah daerah memberikan perhatian dan menjadikan produk itu menjadi unggulan dan ikon daerah,” kata Mujono.
Selain memanfaatkan buah bakau sebagai bahan baku makanan ringan, warga yang tergabung dalam Kelompok Pembudidayaan Tanaman Bakau Kelurahan Kampung Baru kata Mujono juga melakukan pembibitan dan menanam bibit bakau.
Sejak 2002 hingga 2016, katanya, warga sudah melakukan pembibitan dan menanam ratusan ribu bibit bakau di ratusan hektare hutan bakau di pesisir pantai Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Penajam.
“Warga sudah menanam ribuan bakau, baik dari hasil pembibitan maupun melalui bantuan bibit bakau dari pemerintah dan perusahaan sekitar,” ujar Mujono. (ant/akm)