KALAMANTHANA, Palangka Raya – Fenomena narkoba berbalut permen dan cokelat melanda sejumlah kota besar di Tanah Air. Palangka Raya perlu siaga untuk meredamnya.
Anggota DPRD Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Budi Susilo, meminta masyarakat mewaspadai peredaran narkoba dalam bentuk permen dan coklat di daerah itu.
“Kami imbau masyarakat dan orang tua waspada peredaran narkoba dalam bentuk permen dan cokelat yang mengincar anak-anak di bawah umur,” kata anggota Komisi C DPRD Palangka Raya itu, Kamis.
Menurut dia, saat ini kota-kota besar sudah mulai beredar narkoba dalam bentuk permen dan cokelat yang dijual di sekolah-sekolah. Salah satu sasarannya adalah anak-anak SD yang masih polos yang tidak mengetahui tentang benda haram itu.
Di wilayah kota Palangka Raya, saat ini belum ditemukan narkoba berbentuk permen dan cokelat. Tetapi, tidak tertutup kemungkinan para pengedar bisa saja memerluas jaringannya hingga ke Palangka Raya dan sekitarnya.
“Oleh sebab itu, kami minta guru di sekolah, dan orang tua mewaspadai jajanan anak-anak. Perlu segera diberi peringatan untuk tidak jajan sembarangan membeli jajanan,” tandas Politisi PDI Perjuangan itu.
Pihaknya juga meminta instansi terkait segera melakukan pengawasan terhadap makanan luar yang masuk ke Kota Palangka Raya. “Saya tidak ingin generasi muda kita hancur akibat menggunakan barang haram tersebut. Terutama anak-anak di bawah umur, dimana mereka calon-calon masa depan bangsa, jangan sampai rusak akibat narkoba,” tegasnya.
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Pol Budi Waseso pernah mengatakan, mafia narkoba telah menjadikan taman kanak-kanak (TK) sebagai pasar peredarannya.
Narkoba menjadi masalah bagi regenerasi bangsa Indonesia hingga menyentuh semua pangsa pasar. Sebagai contoh, menurut mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Markas Besar Kepolisian Negara Republik Indonesia (Kabareskrim Mabes Polri) itu, ada mafia memproduksi permen dan makanan ringan mengandung narkoba.
“Itu sudah ada. Apakah kita biarkan?” ujar jenderal polisi bintang tiga itu.
Budi menyebutkan, terdapat 38 jenis narkoba baru yang beredar di Indonesia dari 240 jenis narkoba baru yang tersebar di dunia. (ant/akm)