KALAMANTHANA, Kuala Kapuas – Disperindagkop dan UMKM Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, mengusulkan bantuan peralatan teknologi iindustri untuk salah satu kelompok industri kecil menengah (IKM) anyaman rotan di daerah setempat kepada Pemerintah Provinsi Kalteng.
Menurut Kepala Bidang Industri Disperindagkop Kapuas, Ferdinan Junarko, kelompok usaha anyaman rotan yang mereka usulkan untuk mendapatkan bantuan tersebut adalah UD Nabil di Desa Pulau Telo, Kecamatan Selat.
UD Nabil sendiri merupakan salah satu kelompok IKM anyaman rotan di Kabupaten Kapuas yang dianugerahi piagam penghargaan bintang tiga One Village One Product (OVOP) tahun 2015 oleh Menteri Perindustrian.
“Permohonan bantuan peralatan industri OVOP atas nama UD Nabil untuk tahun 2017 sudah kita usulkan yang nantinya akan ditindaklanjuti oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kalteng,” katanya di Kuala Kapuas, Sabtu (26/11/2016).
Ferdinan menjelaskan, berdasarkan surat dari Dinas Perindag Kalteng, peralatan tekhnologi tersebut termasuk di antaranya peralatan untuk meubeler. “Jadi, yang kita usulkan adalah mesin meubeler untuk furniture pengolahan kayu dan rotan,” ungkapnya.
Selain itu, Disperindagkop Kapuas juga mengusulkan bantuan peralatan untuk membuat alat panen buah kelapa sawit bagi kelompok industri kecil menengah usaha pandai besi di Mandomai, Kecamatan Kapuas Barat.
“Di Kapuas banyak perkebunan kelapa sawit sehingga nanti IKM usaha pandai besi kita bisa bekerjasama dengan para pengusaha sawit membuat produk untuk alat panen kelapa sawit,” ujar Ferdinan.
“Kalau perlu mereka (IKM pandai besi) bisa menjadi penyuplai peralatan panen itu, karena selama ini peralatan panen kelapa sawit didatangkan dari daerah Banjarmasin maupun dari Pulau Jawa. Jadi, kami berharap mereka bisa memproduksi peralatan itu,” tambahnya.
Sedangkan untuk produk pengolahan rotan, Dispendigakop Kapuas berkeinginan untuk menumbuhkan IKM-IKM baru yang bergerak di usaha meubeler rotan, setidaknya untuk industri sekala rumah tangga berupa pembuatan peralatan furniture rumah dan rumah tangga.
“Karena selama ini permintaan untuk produk itu di luar Kapuas cukup banyak, seperti dari Banjarmasin maupun dari Katingan, tapi orang Kapuas sendiri belum punya kesempatan untuk memproduksi sendiri. Kendalanya yang pertama, karena peralatan terbatas dan kendala klasik masalah permodalan. Tapi itu saya rasa bisa diatasi apabila peralatan sudah tersedia,” terangnya. (nad)
Discussion about this post