KALAMANTHANA, Kuala Kapuas – Operasi Zebra Telabang 2016 di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, yang digelar sejak 16 November lalu, kini telah berakhir. Hasilnya, sebagian besar poin mengalami peningkatan jumlah, baik itu korban kecelakaan lalu lintas maupun tindak pelanggaran. Ada empat orang meninggal dunia, ironisnya tiga di antaranya anak di bawah umur.
Berdasarkan data dari Satlantas Polres Kapuas, tahun 2016 ini jumlah laka lantas sama dengan tahun lalu yakni tiga kejadian. Hanya saja korbannya meningkat yakni empat orang meninggal dunia, sementara tahun lalu hanya satu orang. Kerugian material pun meningkat yakni Rp 11 juta, dimana tahun 2015 hanya Rp 5,5 juta.
Adapun tindakan tilang tahun 2016 sebanyak 371, meningkat dari tahun 2015 yang berjumlah 118 tilang. Kemudian teguran juga meningkat yakni 100 teguran, dibandingkan tahun 2015 yang hanya 40 teguran.
Secara terinci, untuk pelanggaran helm tahun lalu 52 dan tahun ini 75, pelanggaran marka menerus/rambu menyalip tahun lalu 14 dan tahun ini 20 dan pelanggaran melawan arus baik tahun lalu atau tahun ini, sama-sama tidak ada pelanggaran. Sedangkan melanggar Apil dan mengemudikan kendaraan tidak wajar tahun lalu keduanya masing-masing tiga pelanggaran, namun tahun ini keduanya tidak ada ditemukan pelanggaran.
Pelanggaran lain yakni tidak menyalakan lampu tahun lalu 4 dan tahun ini 5, pelanggaran surat-menyurat tahun lalu hanya 7 dan tahun ini 147, kelengkapan KAN tahun lalu tidak ada pelanggaran dan tahun ini ada 41 pelanggaran serta pelanggaran lainnya tahun lalu tidak ada dan tahun ini ada ditemukan 1.
“Terjadinya peningkatan kecelakaan maupun pelanggaran dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya terjadinya peningkatan volume kendaraan setiap tahunnya, apalagi Kapuas yang merupakan jalur lintas Trans Kalimantan. Kemudian ada juga faktor cuaca, tahun lalu saat Operasi Zebra masih ada asap jadi pengendara lebih berhati-hati sedangkan tahun ini cuaca hujan,” jelas Kasat Lantas Polres Kapuas AKP Yudha Setiawan, Kamis (1/12/2016).
Dilanjutkannya, biasanya masyarakat di saat hujan malah ngebut karena ingin buru-buru sampai rumah, apalagi kalau baru gerimis. “Sedangkan jalan saat hujan licin, ini salah satu pemicu kecelakaan. Adapula faktor lain yakni faktor manusianya yang lalai. Termasuk kejadian kecelakaan dalam Operasi Zebra kali ini, 3 dari 4 korban MD adalah anak di bawah umur. Inilah kelalaian orang tua yang membiarkan anaknya mengendarai sepeda motor, padahal belum cukup umur dan belum memiliki SIM. Dengan mengizinkan anak naik sepeda motor sebelum waktunya, berarti orang tua ingin mencelakakan anaknya,” ungkap AKP Yudha.
Di sisi lain tambahnya, padahal jauh-jauh hari sebelum ada Operasi Zebra pihaknya sudah giat melakukan upaya preemtif dan preventif dalam rangka menekan pelanggaran dan kecelakaan di jalan. Seperti melakukan penyuluhan ke sekolah-sekolah dan masyarakat umum, begitupun pihaknya hingga saat ini masih berjalan melakukan pelantikan duta lalu lintas di setiap sekolah termasuk di sekolah jajaran kecamatan melalui polsek. Dimana nanti duta lalu lintas ini yang akan menjadi teladan bagi temannya yang lain, agar taat berlalu lintas.
Upaya preventif juga dilakukan, yakni hunting sistem melakukan penindakan kepada pengendara yang melanggar atau tidak taat peraturan berpotensi menjadi korban laka seperti tidak gunakan helm, lampu utama, spion dan lainnya baik pagi siang maupun malam hari. Patroli malam hari juga dilakukan sebagai upaya menekan angka laka lantas sepanjang jalan Trans Kalimantan.
“Di samping itu juga dilakukan penyuluhan kepada sopir truk yang sedang beristirahat agar berhati-hati dan mengutamakan keselamatan serta juga dilakukan penambahan pemasangan spanduk himbauan di sepanjang Jalan Pemuda. Begitu juga kalau menemukan truk rusak, berhenti di badan jalan tetapi tidak memberikan rambu peringatan, maka akan langsung kami tilang. Karena itu sangat berbahaya apalagi dalam kondisi gelap di malam hari,” tukas Kasat Lantas. (nad)
Discussion about this post