KALAMANTHANA, Penajam – Bupati Penajam Paser Utara Yusran Aspar meluruskan kabar yang menyebutkan Masjid Agung setempat diberi nama Al Zahra. Dia menegaskan nama yang diberikan adalah Al Azhar.
“Yang benar itu Al Azhar,” katanya kepada KALAMANTHANA, Sabtu (12/4/2017) di Penajam. Sebelumnya, sempat mencuat kontroversi menyangkut nama Masjid Agung setelah sejumlah media, termasuk KALAMANTHANA, menyebutkan nama Al Zahra.
Sehari sebelumnya, saat salat Jumat perdana di masjid tersebut, Yusran juga pernah menyampaikan pihaknya sudah menyiapkan nama Al Azhar itu sebagai nama Masjid Agung yang tinggal menyelesaikan finisihing tersebut. Nama tersebut, ungkapnya, berdasarkan atas usulan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Kemarin, mengutip kantor berita Antara, KALAMANTHANA menyebutkan nama Masjid Agung tersebut sebagai Al Zahra. Masjid tersebut terletak di Kompleks Islamic Center, Kilometer 9 Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam.
Yusran, demikian dikutip Antara, menyebutkan bahwa nama itu bermakna lebih cerah atau pengharapan agar Kabupaten Penajam Paser Utara ke depan lebih baik dan sejahtera.
Merujuk pada pengertian itu, maka bisa dipastikan namanya Al Azhar. Sebab, Al Azhar yang memiliki makna lebih cerah atau berpengharapan itu. Sementara Al Zahra sendiri mempunyai arti bunga, tegas, atau berseri-seri.
Munurut Yusran, pengerjaan Masjid Agung saat ini mencapai 95 persen dan tinggal penyelesaian akhir bagian halaman. “Seluruh pekerjaan dijadwalkan rampung pada April 2017, untuk selanjutnya diserahterimakan kepada Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara,” kata Yusran.
Bupati PPU menjelaskan ada perubahan desain pada bagian dalam dan luar masjid, sehingga penyelesaian Masjid Agung itu mengalami keterlambatan dari target penyelesaian yang dijadwalkan Desember 2016.
“Perubahan desain itu, penambahan areal parkir, dan pemasangan eskalator atau tangga berjalan,” ujar Yusran.
Namun Bupati optimistis pengerjaan Masjid Agung tersebut akan rampung sebelum pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Quran ke-39 tingkat Provinsi Kalimantan Timur yang akan digelar di Kabupaten Penajam Paser Utara pada Mei 2017.
“Rencanananya Masjid Agung digunakan sebagai arena utama penyelenggaraan MTQ ke-39 tingkat Provinsi Kaltim,” ucap Yusran.
Kendati belum rampung 100 persen, Masjid Agung yang mulai dikerjakan pada 2015 dengan dana sekitar Rp38 miliar itu sudah dapat digunakan untuk kegiatan beribadah umat muslim Kabupaten Penajam Paser Utara.
Sebelumnya pada Jumat (10/3) Masjid Agung digunakan untuk Shalat Jumat perdana sekaligus peresmian dimulainya Masjid Agung sudah bisa digunakan.
Salat Jumat perdana yang menghadirkan Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta KH Nasaruddin Umar itu diikuti 500 hingga 600 masyarakat Muslim Kabupaten Penajam Paser Utara.
Yusran meminta setalah Masjid Agung Al Azhar itu rampung, seluruh masyarakat ikut menjaga dan terus meramaikan masjid salah satu ikon, sebagai sarana kegiatan ibadah dan kajian Islam di Kabupaten Penajam Paser Utara. (myu)
Discussion about this post