KALAMANTHANA, Palangka Raya = Demi meningkatkan kemampuan dan profesionalitas perbankan di Kalimantan Tengah, terutama Bank Kalteng yang dimiliki pemerintah setempat, Komisi A DPRD dipimpin Freddy Ering, melakukan studi banding ke Bank Jatim.
Freddy mengakui, dalam pertemuan yang telah dilakukan dengan Dewan Direksi Bank Jatim, ada banyak hal yang dipelajari serta bisa menjadi masukan untuk memajukan Bank Kalteng.
“Bank Jatim menjadi penyangga peningkatan ekonomi karena mampu terlibat aktif dalam perdagangan ekspor impor, pengembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM), dan menjadi stimulus bagi kemajuan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yang ada di Jatim,” katanya, Selasa (6/6/2017).
Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengakui tingginya peran Bank Jatim terhadap perekonomian provinsi setempat karena total aset yang dimiliki telah mencapai Rp60 triliun, sehingga bila dibandingkan dengan Bank Kalteng masih sangat jauh.
Freddy mengatakan dalam pertemuan tersebut Komisi A DPRD Kalteng juga mendapat pengetahuan dari Bank Jatim terkait upaya mengatasi kredit macet. Kiat-kiat ini sangat bermanfaat karena akan disampaikan kepada Bank Kalteng.
“Tujuan kita kaji banding ke Bank Jatim karena ingin sekali Bank Kalteng bisa semakin berkembang. Apalagi sekarang ini pihak Bank Kalteng sedang berupaya menembus buku dua dengan total permodalan sampai Rp1 triliun,” katanya.
Wakil Rakyat dari Daerah Pemilihan V Kalteng meliputi Kabupaten Pulang Pisau dan Kapuas ini menyebut pihaknya telah mendengarkan strategis dan melihat keseriusan serta kondisi keuangan BPK sejak tahun 2013-2017 sangat bagus.
Dia juga mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Pemprov Kalteng dan seluruh pemerintah kabupaten/kota se-Kalteng, sebagai pemegang saham yang selalu konsisten menyetorkan kewajibannya.
“Pemerintah Kota Palangka Raya juga terus meningkatkan modal dan kita sangat apresiasi kepada Kabupaten Barito Timur yang sudah melunasi kewajiban, walaupun sebenarnya dua tahun lagi, tapi tahun 2016 telah dilunasi,” tambah Freddy. (dni)