KALAMANTHANA, Jakarta – Ditetapkannya Rita Widyasari sebagai tersangka kasus dugaan gratifikasi, jadi pukulan yang hebat bagi Partai Golkar. Kini, Si Beringin, mau tak mau, harus mengevaluasi pencalonannya untuk Pilkada Kalimantan Timur mendatang.
Rita termasuk salah satu kandidat yang diputuskan paling awal oleh Partai Golkar untuk maju pada perebuan posisi gubernur di sejumlah daerah di Indonesia pada 2018 mendatang. Selain dia, ada pula tiga nama lain yang sejak awal sudah ditetapkan, di antaranya Nurdin Halid untuk Sulawesi Selatan.
Tapi, dengan penetapan Rita sebagai tersangka, Golkar bahkan tak hanya akan mengevaluasi pencalonannya, melainkan juga di daerah-daerah lain pada pelaksanaan pilkada serentak mendatang. Mereka ingin mendapatkan calon dengan integritas tinggi.
“Ya Golkar akan mengevaluasi secara keseluruhan untuk calon legislatif dan calon kepala daerah di seluruh Indonesia,” kata Wakil Sekjen DPP Partai Golkar, Adies Kadir di Gedung Nusantara II, Jakarta, Selasa (26/9/2017).
Hal itu dikatakannya terkait kader-kader Golkar yang menjadi kepala daerah terjaring Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh KPK terkait dugaan kasus korupsi. Sebelum Rita Widyasari yang juga Ketua DPD Partai Golkar Kalimantan Timur, ada pula kader lainnya seperti Wali Kota Cilegon Tubagus Iman Ariyadi dan Walikota Tegal Siti Masitha Soeparno.
Adies mengatakan memang di internal Golkar ada wacana untuk mengevaluasi menentukan caleg dan calon kepala daerah agar diperoleh kandidat yang berintegritas. Selain itu, menurut dia, dibutuhkan kandidat yang memiliki komitmen tidak berbuat hal-hal yang mencoreng nama baik partai.
“Calon harus mempunyai komitmen untuk tidak lagi berbuat hal-hal yang mencoreng nama partai khususnya di bidang korupsi,” ujarnya.
Sementara itu, ia juga menyarankan agar OTT yang dilakukan KPK harus benar-benar memiliki cukup bukti atau mempunyai kriteria tertangkap tangan dan cukup bukti. (ik)
Discussion about this post