KALAMANTHANA, Palangka Raya – Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Oktober 2018, di Kabupaten Barito Utara menjadi ajang bagi Pengurus provinsi (Pengprov) Persatuan Sepatu Roda Seluruh Indonesia (Perserosi) Kalimantan Tengah (Kalteng), untuk menjaring atlet yang nantinya bisa diikutkan dalam pra PON dan PON di Papua 2020.
“Memang kita punya keinginan dan harapan bersama dari pengurus, pelatih dan semua yang ikut andil di sepatu roda, Porprov akan mencetak atlet usia dini,” kata Ketua Umum Perserosi Kalteng, Noorkemala Nurani didampingi Sekretaris Perserosi Kalteng, Dedy Erwandi, di Palangka Raya, Senin (19/2/2018).
Diakui Noorkemala, pertumbuhan olahraga sepatu roda di Kalteng ini sangat menggeliat, bahkan jumlah atlet mencapai ratusan dan pembinaan juga berjalan dengan baik. Untuk tingkat junior masih bisa bersaing di tingkat nasional. Sementara tingkat senior masih belum ada karena pembinaan saat ini lebih terfokus junior.
Saat kejuaraan sepatu roda di Sidoarjo, Jawa Timur, untuk nomor individual time trial (ITT) 500 meter, atlet dari Kalteng mendapat medali perak dan perunggu.
Sementara itu Sekretaris Pengprov Perserosi Kalteng, Dedy Erwandi mengatakan, untuk pertandingan sepatu roda level A kategori usia 13 tahun memiliki potensi. Sedangkan untuk level B usia diatas 13 tahun maksimal sampai 23 tahun, hasil Rakernas maksimal atlet PON 27 tahun.
Setelah Porprov, atlet yang usianya 13 tahun jika memiliki kualitas, akan dibawa ke pra PON, namun jika levelnya dibawah standar akan dibina lagi dan masuk dalam database untuk pra PON dan PON berikutnya. Walaupun dari segi umur masih 13 tahun tapi kalau punya potensi maka akan diikutkan ke event nasional.
Untuk nomor yang dipertandingkan di Porprov rencananya 300 meter ITT dan 200 meter sprint. Perserosi Kalteng juga sangat sepakat dan mendukung aturan di Porprov yang melarang keras menggunakan atlet luar Kalteng. Jika ada pengurus cabang yang ketahuan menggunakan atlet luar maka atlet tersebut dikeluarkan. (tva)
Discussion about this post