KALAMANTHANA, Muara Teweh – Kekalahan pasangan Taufik Nugraha-Ompie Herby menyisakan persoalan di Barito Utara. Bukan karena kalah, tapi lumbung suara tradisional mereka berhasil digerus Nadalsyah-Sugianto Panala Putra.
Kekalahan ini memunculkan kekhawatiran karena terjadi setahun menjelang pelaksanaan pesta demokrasi lainnya, Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden. Tergerusnya lumbung suara PDIP itu memberi gambaran suram bagi partai berlambang banteng moncong putih itu.
Baik Ketua DPC PDIP Barito Utara, Ompie Herby, maupun Sekretaris Set Enus Y Mebas, menolak berkomentar soal relevansi hasil Pilkada Barito Utara dengan Pemilu 2019. Hanya Ompie yang berkomentar singkat. “Kami pasti akan melakukan evaluasi,” katanya Selasa (3/7/2018).
Kekalahan di lumbung suara tradisional itu, oleh sejumlah kader PDIP memang menjadi pertanyaan. Salah satunya terjadi di Kecamatan Teweh Selatan, salah satu basis suara PDIP.
“Saya tidak habis pikir, kami bisa kalah seperti ini. Hanya lima TPS di Desa Butong dan Desa Bukit Sawit yang bisa memberikan kemenangan kepada calon PDI Perjuangan. Itu pun dengan selisih tipis sehingga tidak mampu menutupi perolehan suara,” kata seorang Pengurus PAC Kecamatan Teweh Selatan Lukas Wargono.
Sekadar diketahui, PDI Perjuangan merupakan pemenang pemilu legislatif 2014 dengan meraih enam kursi. Sumber kursinya dua dari daerah pemilihan I, Kecamatan Teweh Tengah, dua dari daerah pemilihan II Kecamatan Lahei, Lahei Barat, Teweh Timur, dan Gunung Purei, satu kursi dari dapil III Kecamatan Gunung Timang dan Montallat, dan satu kursi dari dapil IV Kecamatan Teweh Baru dan Teweh Selatan.
Jika berkaca dari hasil pilkada Barut 2018, tidak menutup kemungkinan perolehan kursi PDI Perjuangan bisa tersisa empat atau bahkan turun menjadi tiga. Kalau sampai terjadi, ini merupakan preseden buruk bagi PDIP.
Secara tradisional dapat dipetakan basis kekuatan PDI Perjuangan berada di Kecamatan Lahei Barat, Lahei, empat desa trans di Kecamatan Teweh Timur, beberapa desa di Kecamatan Teweh Baru, dan Teweh Selatan.
Dalam pilkada Barut 2018, semua daerah tersebut mengalami kekalahan telak. Di Lahei Barat paslon PDI Perjuangan, Taufik Nugraha-Ompie Herby mengantongi suara 1.113 suara, sedangkan Nadalsyah-Sugianto 2.519. Begitu pula di Teweh Selatan paslon nomor dua mendapatkan 1.793, sedangkan lawannya unggul dengan 3.479 suara.
Adapun dari hasil perhitungan di PPK Teweh Baru yang diperoleh Kalamanthana, terlihat dari total 10 desa semuanya dimenangkan oleh koalisi paslon 1. Misalnya di Desa Jingah paslon 1 mendapatkan 1.255 suara sedangkan paslon 2 memperoleh 428 suara. Di Desa Sikui paslon 1 mendapatkan 528 suara sedangkan paslon 2 memperoleh 327 suara. Di Desa Hajak paslon 1 mendapatkan 605 suara sedangkan paslon 2 memperoleh 575 suara.(mel)
Discussion about this post