KALAMANTHANA, Palangka Raya – Kalimantan Tengah selalu meloloskan legislator-legislator perempuan ke DPR RI. Adakah hal tersebut akan terjadi lagi pada Pemilu Legislatif 2019? Ary Egahni bisa menjadi ‘kuda hitam’ bagi politisi perempuan Kalteng pada pesta demokrasi tahun depan itu.
Saat keterwakilan perempuan belum jadi kampanye nasional, Kalteng sudah meloloskan legislator perempuannya ke Senayan. Pada DPR RI periode 1999-2004, misalnya, politisi perempuan Partai Golkar, Chariun Nisa mewakili suara perempuan Kalteng itu.
Salah satu rekor terbaik dicatatkan politisi-politisi perempuan Kalteng pada Pemilu 2009 lalu. Ketika itu, dua wanita Kalteng duduk di lembaga legislatif nasional itu. Selain Chairun Nisa yang mempertahankan kursinya, ada pula politisi Partai Persatuan Pembangunan, Norhasanah.
Pada periode berjalan saat ini, perempuan Kalteng tetap terwakili. Agati Sulie Mahyudin, perempuan asal Kapuas, menjadi satu-satunya perwakilan wanita Kalteng di parlemen. Agati adalah politisi Partai Golkar sekaligus istri dari salah satu petinggi DPP Partai Golkar, Mahyudin, mantan Bupati Kutai Timur.
Pemilu Legislatif 2019 mendatang pun, keterwakilan perempuan Kalteng di DPR RI potensial tetap bisa dipertahankan. Sejumlah nama perempuan ikut meramaikan persaingan memperebutkan kursi legislatif 2019-2024 itu.
Agati Sulie Mahyudin tetap maju bersama Partai Golkar. Dari daftar calon sementara (DCS) yang dikeluarkan KPU, dia menjadi calon nomor urut dua yang diusung Partai Golkar, di belakang Mukhtarudin. Pada periode berjalan, Agati merupakan satu-satunya kader Golkar Kalteng yang duduk di DPR RI.
Agati tidak sendiri. Sebab, sejumlah politisi perempuan Kalteng juga berpeluang maju ke Senayan. Salah satunya adalah Ary Egahni. Namanya tercantum sebagai calon nomor urut ketiga dari Partai Nasdem, di belakang Hamdani dan Ujang Iskandar.
Ary Egahni bukan politisi perempuan tanpa pengaruh di Kalteng. Dia istri Ben Brahim S Bahat, sekarang Bupati Terpilih Kabupaten Kapuas. Ary memiliki aktivitas yang bersentuhan dengan massa pemilih, terutama di Kapuas, dalam posisinya sebagai Ketua Tim Penggerak PKK dan Bunda PAUD Kapuas.
Pengaruh elektoral Ary Egahni tak hanya di wilayah Kapuas. Di Kota Palangka Raya, pengaruhnya juga diperhitungkan masih cukup kuat mengingat Ben Brahim lama menempati posisi sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kalimantan Tengah. Ary Egahni juga punya jaringan cukup kuat di DAS Barito, utamanya di wilayah Barito Selatan dan Barito Timur.
Bakal caleg perempuan lain yang sudah terbukti memiliki massa pemilih yang cukup kuat, setidaknya di tingkat kabupaten/kota adalah Nurul Ainy dan Relawati. Sayangnya, keduanya akan berebut suara lebih banyak di DAS Barito karena memiliki basis massa yang serupa.
Nurul Ainy adalah anggota DPRD Barito Utara saat ini. Dia langsung loncat kelas, diusung parpolnya, Partai Persatuan Pembangunan ke DPR RI. Nurul, pada satu kesempatan, juga pernah merasakan perjuangan sebagai calon kepala daerah di Barito Utara.
Hal serupa pun terjadi pada Relawati. Diusung Partai Demokrat, basis kekuatan Relawati ada di Barito Utara. Dia adalah istri mantan Bupati Barito Utara dua periode, Achmad Yuliansyah. Relawati juga sempat maju pada Pilkada Barito Utara 2013, tapi kalah dari Nadalsyah. (ik)
Discussion about this post