KALAMANTHANA, Muara Teweh – Gejolak mulai terjadi dalam penyelenggaraan pemilihan kepala desa (pilkades) serentak di Barito Utara, Kalimantan Tengah. Kali ini terjadi di Desa Muara Inu, Kecamatan Lahei.
Puluhan warga Desa Muara Inu ramai-ramai mendatangi Gedung DPRD Barito Utara, Kalimantan Tengah, Selasa (5/11/2019). Mereka adalah pendukung dua bakal calon kepala desa, yakni Rahmad Wahyudi dan Rudi Syahrudin. Nama terakhir adalah calon petahana.
Rahmad dan Rudi bersama para loyalisnya datang untuk meminta keadilan, karena mereka menilai tim seleksi tingkat kabupaten tidak transparan. Para pendemo ngotot meminta tim seleksi menunjukkan kembali lembar jawaban milik tujuh orang bakal calon kades dari Desa Muara Inu, peserta seleksi tambahan.
Dalam aksi damai itu, warga membentangkan dua spanduk bertuliskan aspirasi masyarakat, antara lain “Permintaan, Tes Ulang Pilkades. Berkompetensi ke-7 Calon Secara Terbuka” dan “Mencari Keadilan di Bumi Tercinta Iya Mulik Bengkang Turan”.
Koordinator aksi, Kardianto, mengatakan proses seleksi tambahan bagi calon kepala desa tidak transparan. Hal itu dilakukan panitia pilkades di desa.
“Ada tujuh calon kades Muara Inu, dua calon di antaranya digugurkan. Padahal, di antara dua calon tersebut ada kepala desa ‘incumbent’ (petahana),” ucapnya.
Puluhan warga itu disambut Ketua DPRD Barito Utara Mery Rukaini didampingi Wakil Ketua DPRD Parmana Setiawan dan Sastra Jaya serta beberapa anggota dewan lainnya, dengan pengawalan polisi.
Demo berlangsung aman dan tertib, tetapi pihak kepolisian menurunkan 91 personil untuk melakukan pengamanan. Tim polisi langsung dipimpin oleh Kapolres Barut AKBP Dostan Matheus Siregar. (mel)
Discussion about this post