KALAMANTHANA, Tamiang Layang – Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barito Timur Provinsi Kalimantan Tengah Lurikto memastikan bahwa tahun Barito Timur akan menerima program optimasi lahan rawa pada tahun 2024. Program tersebut berasal dari Kementerian Pertanian serta melibatkan TNI dan perguruan tinggi dalam pelaksanaan program.
“Permintaan pemerintah pusat harusnya optimasi lahan rawa ini dimulai bulan Maret 2024 namun karena survei investigasi desain (SID) yang belum lengkap maka kemungkinan akan dimulai bulan April atau Mei 2024,” ungkap Lurikto, di Tamiang Layang Jumat, (15/3/2024).
Dia menjelaskan, SID untuk lahan seluas 400 hektare telah dikerjakan oleh Universitas Palangka Raya namun masih membutuhkan penelaahan ulang, sedangkan SID untuk sisa lahan yang lain akan dikerjakan oleh Universitas Lambung Mangkurat.
“Tujuan dari program ini untuk peningkatan infrastruktur lahan pertanian rawa melalui pembangunan, rehabilitasi infrastruktur, tata lahan dan tata air. Jadi lahan yang dioptimasi itu adalah lahan sawah yang sudah ada namun selama ini belum optimal itu yang perlu dibenahi,” kata Lurikto.
Berikutnya program tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan indeks pertanaman pangan khususnya padi.
“Jenis kegiatannya berupa survei investigasi desain (SID), rehabilitasi dan pembangunan pintu air, rehabilitasi dan pembangunan saluran irigasi, pengadaan pompa air, badan pipa dan gorong-gorong, pembuatan jembatan usaha tani, penyiapan dan pengolahan lahan,” jelas Lurikto.
Dengan optimasi lahan rawa seluas 1.500 hektare yang tersebar di beberapa kecamatan itu, Lurikto berharap pada tahun-tahun ke depan Barito Timur dapat menjadi sentra produksi atau lumbung padi.
“Kita berharap seperti itu karena semua sarana dan prasarana sudah dibenahi termasuk lahan tadah hujan dikelola dengan sistem irigasi pompanisasi,” ucapnya.
Lurikto juga berharap petani penerima manfaat dapat mendukung sehingga kegiatan optimasi lahan rawa dapat berjalan dengan lancar dan memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan produksi petani.
“Kami berharap kerja sama dan dukungan dari petani penerima manfaat sehingga program ini dapat berjalan dengan lancar hingga selesai, jadi nanti petani yang biasanya dalam setahun hanya satu kali tanam bisa dua kali tanam setelah optimasi lahan rawa,” pesan Lurikto. (Anigoru)