KALAMANTHANA, Palangka Raya – Penurunan angka stunting di Kota Palangka Raya mendapat perhatian lebih serius dengan penetapan 17 kelurahan sebagai wilayah prioritas.
Dengan alokasi anggaran sebesar Rp26,8 miliar, Pemerintah Kota Palangka Raya menargetkan percepatan dalam menangani masalah gizi buruk yang telah menjadi isu utama selama lima tahun terakhir.
Namun, yang menjadi sorotan utama dalam upaya ini bukan hanya besar anggaran yang dialokasikan, melainkan pendekatan kolaboratif lintas sektor yang diusung oleh Pemerintah Kota Palangka Raya.
Dalam Rapat Koordinasi Lintas Sektor Pencegahan dan Percepatan Penurunan Stunting yang berlangsung pada Senin (18/11/2024), Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Palangka Raya, Luis Eveli, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, sektor swasta, serta masyarakat dalam mengatasi masalah ini.
“Stunting itu dinamis, bukan statis. Oleh karena itu, data yang valid sangat penting untuk menentukan kebijakan yang tepat,” ujar Luis.
Menurutnya, kolaborasi antar-sektor ini harus terus diperkuat, karena penanganan stunting tidak hanya mencakup kesehatan anak-anak, tetapi juga melibatkan peran masyarakat dalam mengedukasi dan mendukung upaya pencegahan di tingkat keluarga.
Luis juga menegaskan bahwa data yang akurat dan terkini menjadi elemen kunci dalam strategi penurunan stunting. Dengan adanya data valid, pemerintah dapat menentukan langkah-langkah tepat yang dapat diterapkan di wilayah yang memiliki angka stunting tertinggi.
Dengan fokus pada 17 kelurahan prioritas, Pemkot Palangka Raya berharap intervensi yang dilakukan lebih terarah dan tepat sasaran.
Peran sektor swasta dalam penanganan stunting juga dinilai sangat penting. Dalam rapat koordinasi tersebut, sejumlah perusahaan lokal hadir untuk turut serta dalam mendukung program-program pencegahan dan penanggulangan stunting.
Ini menunjukkan bahwa penurunan angka stunting bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama yang melibatkan seluruh elemen masyarakat.
“Kami berharap agar kolaborasi ini bisa mempercepat penurunan angka stunting dan menghasilkan generasi yang lebih sehat dan produktif,” tambah Luis.
Ini adalah langkah nyata dalam menjadikan Palangka Raya kota yang lebih kokoh, kolaboratif, dan harmonis, sebagaimana tagline yang diusung oleh pemerintah kota.
Melalui pendekatan ini, diharapkan masalah stunting di Palangka Raya bisa diselesaikan dengan lebih efektif dan cepat, sekaligus menjadi model kolaborasi sukses yang bisa diterapkan di daerah lain. (bs)