KALAMANTHANA, Palangka Raya – Program makan siang bergizi gratis yang digagas Presiden RI Prabowo Subianto masih dalam tahap persiapan di Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Meski belum dilaksanakan, Pemerintah Kota (Pemko) terus mematangkan rencana, termasuk penyediaan dapur umum sebagai infrastruktur pendukung utama.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua II Komisi I DPRD Kota Palangka Raya, Syaufwan Hadi, mendorong Pemko untuk mempercepat pembangunan dapur umum dengan menyiapkan lahan yang dibutuhkan. Ia menyebutkan dua ukuran dapur umum yang direkomendasikan pemerintah pusat, yakni 15×15 meter dan 20×20 meter.
“Pemko perlu segera menentukan lokasi dan memulai pembangunan. Jangan sampai program terhambat hanya karena kesiapan infrastruktur yang belum maksimal,” ujarnya, Rabu (8/1/2025).
Syaufwan mencontohkan Kota Semarang, Jawa Tengah, yang sukses membangun dapur umum berdaya jangkau hingga lima kilometer. Ia menilai Palangka Raya memiliki potensi jangkauan lebih luas, tergantung kepadatan penduduk di tiap wilayah.
“Di kawasan padat seperti Jekan Raya, cakupan satu dapur mungkin terbatas karena kebutuhan tinggi. Tapi di wilayah dengan sebaran penduduk yang lebih longgar, radius layanan bisa diperluas,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengusulkan agar desain dapur umum mengadopsi model knockdown seperti di Semarang, yang tahan api dan mudah dipindahkan. Fasilitas dapur harus mencakup ruang kontrol, area penyimpanan, serta dapur utama demi efisiensi dan keamanan.
Syaufwan juga mengingatkan bahwa satu dapur umum hanya mampu menyediakan 4.000 hingga 5.000 porsi makan siang. Jumlah ini dianggap belum memadai, terutama untuk kecamatan padat seperti Jekan Raya yang memiliki lebih dari 20.000 siswa.
“Satu kecamatan satu dapur umum itu belum cukup. Untuk daerah seperti Jekan Raya, perlu tambahan dua atau tiga dapur lagi agar seluruh siswa bisa terlayani,” tegasnya.
Ia berharap Pemko segera merespons kebutuhan ini agar program prioritas nasional tersebut dapat berjalan optimal dan memberi dampak nyata bagi anak-anak sekolah di Palangka Raya. (Mit).
Discussion about this post