KALAMANTHANA, Tanah Grogot – Pria asal Ampah, B, ditemukan gantung diri di Paser, Kalimantan Timur. Ternyata, begini awalnya tragedi terjadi.
Aparat Satreskrim Polres Paser sendiri sudah mulai melakukan penyelidikan awal kasus gantung diri B, pria asal Ampah, Kabupaten Barito Timur, Kalimantan Tengah, yang berusia 34 tahun itu.
Dari hasil penyelidikan, aparat Satreskrim Polres Paser mengetahui tanda-tanda sebelum B melakukan tindakan nekad itu.
B diketahui sering mengeluhkan sakit kepala dan kerap melamun sebelum peristiwa tragis ini terjadi.
Sampai saat ini, Polres Paser terus mendalami kasus tersebut untuk memastikan tidak ada indikasi lain di balik kejadian ini.
Baca Juga: Balita Ini yang Pertama Melihat Pria Ampah Sudah Gantung Diri di Paser
“Kami mengimbau kepada masyarakat agar lebih peka terhadap kesehatan mental anggota keluarga. Jika ada keluhan yang mengarah pada tekanan psikologis, sebaiknya segera mencari bantuan,” kata Kapolres Paser, AKBP Novy Adi Wibowo melalui Kasat Reskrim Iptu Helmi Septi Saputra, Jumat 17 Januari 2025.
Pria asal Ampah itu melakukan aksi nekad dan putus asa, menggantung dirinya di sebuah ranting pohon karet di sekitar tempat pembuangan akhir (TPA) Km 7 Desa Janju, Kabupaten Paser.
Ironisnya, orang pertama yang mengetahui peristiwa ini adalah anaknya sendiri. Padahal, sang anak masih berusia balita.
“Dari laporan yang kami terima, kejadian ini pertama kali diketahui anak korban yang masih berusia 4 tahun,” kata Kapolres Paser, AKBP Novy Adi Wibowo melalui Kasat Reskrim Iptu Helmi Septi Saputra.
“Anak tersebut menemukan ayahnya tergantung dan segera memberitahukan kepada ibunya,” jelas Helmi.
Tim Satreskrim Polres Paser langsung mendatangi lokasi untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi.
Berdasarkan hasil pemeriksaan awal oleh tim medis, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
“Dari keterangan Dr. Slamet, korban meninggal murni karena gantung diri. Keluarga korban juga telah menerima kejadian ini dengan ikhlas dan menyatakan menolak dilakukan otopsi,” tambah Iptu Helmi. (*)
Discussion about this post