KALAMANTHANA, Penajam – Kutai Kartanegara sudah. Kota Bontang pun telah. Apakah sudah saatnya Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, juga sudah saatnya dipimpin perempuan ?
Sedikitnya ada tiga perempuan yang menyuarakan keinginannya mengikuti kontestasi Pilkada PPU 2018 mendatang. Mereka adalah Syarifah Ainun Jariyah, Sandra Puspa Dewi, dan Dayang Donna Walfiares Tania alias Donna Faroek. Sayangnya, tidak satu pun di antara perempuan ini yang secara eksisting berkarya di PPU saat ini.
Sampai Jumat (5/7), dua dari tiga perempuan itu sudah mengembalikan formulir pendaftaran di Koalisi Kerakyatan beranggotakan Partai PKB, Nasdem, dan Hanura.Keduanya adalah Sandra Puspa Dewi dan Syarifah Ainun Jariyah.
Syarifah, selain sudah mengembalkan formulir pendaftaran kepada Koalisi Kerakyatan, juga sudah mengambil formulir melalui Partai Amanat Nasional dan Partai Demokrat. Saat mendaftar di Partai Amanat Nasional, tim pemenangannya menyebutkan target Syarifah adalah bupati, bukan wakil bupati PPU.
Syarifah sendiri berjanji akan memperjuangkan PPU untuk jauh lebih baik lagi dengan perubahan nyata. « Perlu ada perubahan yang nyata, mulai dari sektor infrastruktur, kesehatan, pendidikan, maupun wisata,” katanya.
Dia menyebutkan PPU adalah kabupaten yang potensial untuk maju lebih baik. Potensi itulah yang hendak digali untuk kesejahteraan masyarakat modern dan relijius, termasuk juga menyediakan lapangan pekerjaan.
“Saya sangat siap untuk maju pada Pilkada, baik pemilihan bupati maupun wakil bupati Kabupaten PPU. Tentunya ini merupakan amanah dari masyarakat PPU yang mendorong saya maju. Saya tidak akan mengecewakan mereka demi menuju perubahan di Kabupaten PPU,” ujar mantan anggota DPRD Kabupaten PPU itu.
Akan halnya Sandra Puspa Dewi saat ini adalah anggota DPRD Kalimantan Timur. Dia adalah istri mantan Wakil Bupati PPU, Ihwan Datu Adam yang kini menjadi anggota DPR RI.
Sandra yang politisi PKB ini menyebutkan keinginan dia maju juga harus menyesuaikan kemampuan finansial dan dukungan partai. “Jika keduanya menginginkan saya maju, kenapa tidak? Orang politik berani untuk bertarung,” katanya.
Faktanya, formulir pendaftaran sudah dia kembalikan ke Koalisi Kerakyatan. Selain itu, Sandra juga mengaku sudah dapat dukungan dari Ketua DPW PKB Kaltim, Stafruddin.
Perempuan lain yang juga berambisi jadi pemegang kekuasaan di PPU adalah Donna Faroek. Putri Gubernur Kaltim Awang Faroek Ishak ini pernah gagal mencalonkan diri pada Pilkada Kota Samarinda, tapi kini mengalihkan pikirannya untuk PPU.
“Insya Allah, saya maju Pilkada PPU. Mohon doa dan dukungannya,” katanya. Hanya saja, langkah serius Donna Faroek tak senyata apa yang sudah dilakukan Syarifah dan Sandra yang sudah mengembalikan formulir ke Koalisi Kerakyatan.
Kepemimpinan perempuan sebenarnya bukan hal asing lagi di kabupaten/kota di Kalimantan Timur. Kabupaten Kutai Kartanegara kini dipimpin Rita Widyasari, sementara Kota Bontang dipimpin Neni Moerniani. Nunukan, kabupaten yang pernah jadi bagian Kaltim meski kini berpayung Kalimantan Utara, juga dipimpin wanita, Asmin Laura Hafid.
Sudah saatnyakah perempuan juga jadi pemimpin di PPU? (hr/myu)
Discussion about this post