KALAMANTHANA, Buntok – Salah seorang oknum jaksa berinisial DDS yang bertugas di Kejaksaan Negeri (Kejari) Buntok, Kabupaten Barito Selatan, diduga bersikap arogan kepada wartawan saat ingin mengambil gambar keluarga korban, usai sidang pembunuhan.
“Oknum jaksa tersebut membentak dan melarang saya untuk mengambil gambar bibi korban yang menangis hingga terjatuh pingsan di luar ruang sidang,” kata salah satu wartawan Palangka Ekspres, Julius M.Sinaga, kepada awak media, Selasa (19/4/2016) di Buntok.
Ia menceritakan, saat itu dirinya sedang meliput jalannya sidang pembunuhan. Saat selesai sidang lalu keluar dari ruangan, dirinya melihat keluarga korban pembunuhan, mengamuk dan menangis hingga terjatuh. Melihat moment tersebut dirinya langsung berusaha mengambil gambar, setelah beberapa kali memotret datanglah oknum jaksa tersebut menenangkan keluarga korban, lalu membentak keras dan melarang untuk mengambil gambar.
“Dia membentak keras dan melarang saya mengambil gambar. Jangan foto-foto,” ungkapnya menirukan.
Mendapatkan bentakan keras dan larangan tersebut, dirinya sontak terkejut dan mempertanyakan apa alasan dirinya melarang untuk mengambil gambar hingga membentak bentak.
“Ia menjawab karena kasihan kepada keluarga korban. Namun saya menjelaskan bahwa itu adalah tugas saya sebagai wartawan dan keluarga korban pun tidak ada yang keberatan,” terangnya.
Ia membeberkan, saat adu mulut tersebut terjadi situasi sempat memanas. Beruntung aparat kepolisian yang sedang berjaga sigap dengan melerai keduanya. “Sempat adu mulut, namun berhasil dipisahkan aparat kepolisian,”’ ucapnya.
Ia menambahkan, memang usai kejadian oknum jaksa tersebut sempat meminta maaf kepada wartawan dan mengakui sempat emosi sebentar. “Ini bukan masalah maaf-memaafkan, namun pelajaran agar nantinya jangan semena-mena dan agar tidak terulang lagi hal seperti ini kepada para pemburu berita lainnya,” tuturnya. (fik)
Discussion about this post