KALAMANTHANA, Muara Teweh – Bupati Barito Utara Nadalsyah menyampaikan nota keuangan RAPBD tahun anggaran 2020 di Muara Teweh, kemarin. Dalam dokumen tersebut, terlihat jumlah belanja lebih besar dibandingkan pendapatan, sehingga anggaran defisit diperkirakan Rp40 miliar.
Nadalsyah mengatakan, secara keseluruhan proyeksi pendapatan tahun 2020 senilai Rp1,179 triliun, sedangkan belanja mencapai Rp1,220 triliun, sehingga defisit diprediksi Rp40,535 miliar. Guna menutup defisit, Pemkab Barut mengandalkan peningkatan pendapatan daerah dan sisa lebih perhitungan tahun lalu (Silpa)
Menurut Nadalsyah, dari pos belanja, komposisi belanja langsung Rp503,2 miliar. Di dalamnya termasuk proyeksi belanja langsung tiga sektor prioritas, yakni pekerjaan umum Rp165,1 miliar, kesehatan Rp94,5 miliar, dan pendidikan Rp55,2 miliar. “Kami usulkan tiga sektor itu mendapat alokasi anggaran cukup besar, karena bertujuan menajamkan skala prioritas pembagunan daerah,” tukas Nadalsyah.
Untuk apa saja belanja langsung sebesar Rp313 miliar? Nadalsyah memaparkan, sektor PU berupa peningkatan dan pemeliharaan infrastruktur jalan dan jembatan. Khususnya jalan penghubung dari ibukota kabupaten ke kecamatan, desa, dan kelurahan. Rehabilitasi masjid raya Muara Teweh, pembangunan gedung C dan ruang terbuka hijau RSUD Muara Teweh. Termasuk pula pembangunan jembatan Lemo dan jembatan Sikan.
Belanja langsung sektor kesehatan diarahkan untuk pemeliharaan sarana dan prasarana kesehatan, pengadaan obat-obatan, peningkatan kualitas pelayanan pada RSUD, puskesmas-puskesmas, dan puskesmas pembantu. Sedangkan belanja langsung sektor pendidikan dialokasikan untuk peningkatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana sekolah, rumah dinas guru, dan peningkatan mutu pelayanan pendidikan.
Sidang paripurna DPRD kembali berlangsung hari ini untuk mendengarkan jawaban Bupati Barut terhadap pandangan umum fraksi-fraksi tentang RAPBD 2020.(mel)
Discussion about this post