KALAMANTHANA, Muara Teweh – Di hadapan demonstran, Manajer PT PLN Muara Teweh, Tatok Wijanarko, menjelaskan persoalan apa yang dihadapi pihaknya. Penjelasannya tak beda jauh dengan yang pernah terungkap sebelumnya.
Tatok saat menerima demo warga Muara Teweh yang melakukan aksinya, Rabu, mengatakan pemadaman ini akibat dua unit mesin generator dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Asam-Asam, Kalimantan Selatan dengan daya 2.200 kilo watt (KW) yang sudah terpasang dan beroperasi, namun masih belum bisa sinkron atau terhubung ke sistem mesin yang ada.
Di samping itu, kata Tatok, pekerjaan pemeliharaan rutin (overhaul) mesin DAG dengan daya 800 KW juga sedang dalam pekerjaan dari kontrak dan kini masih menunggu material (spare part) dari negara Jerman yang kini sudah sampai di Indonesia yaitu di Bea Cukai Jakarta.
“Atas krisis listrik yang membuat pemadaman ini kami minta pengertian dan mohon maaf kepada masyarakat, karena target 5 Juni 2016 sudah normal terpaksa tidak bisa dipenuhi akibat kendala teknis,” kata Tatok.
Ratusan warga, terdiri dari mahasiswa STIE Muara Teweh dan beberapa anggota DPRD Kabupaten Barito Utara serta KNPI Barito Utara melakukan aksi demo terkait adanya pemadaman bergilir yang dilakukan PLN Rayon Muara Teweh.
Aksi demo yang dilakukan warga ini karena beberapa waktu terakhir pelayanan PLN kepada pelanggan kian memburuk karena pemadaman bergilir. Kondisi diperparah karena pemadaman bergilir malah diperpanjang oleh pihak PLN Muara Teweh.
Sebelum melakukan aksi demo di PLN Rayon Muara Teweh, terlebih dahulu para demonstran menyampaikan orasinya di Bundaran Air Mancur Muara Teweh, kemudian bergerak menuju PLN Muara Teweh di Jalan Beringin. Walaupun aksi demo tersebut tidak melakukan tindakan anarkis, dalam aksi demonstrasi tersebut mendapat pengawalan ketat dari puluhan personil kepolisian Polres Barito Utara.
Sesampainya di depan PLN Muara Teweh, para pendemo sempat beberapa kali berteriak meminta agar pimpinan PLN Muara Teweh bisa memberikan penjelasan terkait pemadaman bergilir yang diperpanjang.
Para pendemo juga berteriak agar tidak melakukan pemadaman listrik yang mengakibatkan terganggunya aktivitas masyarakat. Bahkan ada terdengar suara dari para pendemo agar pimpinan PLN Rayon Muara Teweh yang saat ini mundur dari jabatannya apabila tidak bisa mengatasi krisis listrik di Kabupaten Barito Utara.
Dalam aksi demo itu terlihat anggota DPRD Barito Utara, seperti H Tajeri, H Abri, Heny Rosgiaty Rusli, Jamilah, dan Wardatun Nur Jamilah yang juga Ketua DPD KNPI Kabupaten Barito Utara.(ss)
Discussion about this post