KALAMANTHANA, Palangka Raya – Listrik menjadi persoalan krusial bagi Kalimantan Tengah. Untuk mengatasi krisis listrik, perlu dana besar. Gubernur Sugianto Sabran memperhitungkan Rp2,02 triliun. Itu setara dengan 50 persen APBD Kalteng 2016.
Gubernur Kalteng itu menyebutkan, dana sebesar Rp2,02 triliun itu untuk pengembangan energi baru terbarukan (EBT) dan membangun jaringan distribusi ke seluruh desa-desa terpencil.
“Data yang saya terima, ada sekitar 190.196 rumah tangga di Kalteng ini yang belum dialiri listrik. Setelah dihitung dan dibuat perencanaan, maka Rp2,02 triliun tersebut dapat membuat semua rumah tangga teraliri listrik,” katanya di Palangka Raya, Senin (25/7/2016).
Mengejar ketertinggalan rasio elektrifikasi tersebut, Pemprov Kalteng terus menggalakkan pengembangan ETB ke desa-desa terpencil yang sulit dibangun jaringan listrik berupa PLTS tersebar, PLTS terpusat, PLTMH dan PLT Bayu.
Sugianto yang sebelumnya berprofesi sebagai pengusaha ini mengatakan pengembangan EBT di desa sulit dibangun jaringan listrik tersebut diperkirakan menghabiskan anggaran sekitar Rp951 miliar dan ditargetkan selesai tahun 2021.
Sedangkan desa-desa yang dapat dibangun jaringan listrik di Kalteng ini ada 313 desa dengan jumlah RT 59.976 sepanjang 2.378 kms. Untuk membangun jaringan listrik itu dibutuhkan anggaran sekitar Rp1,07 triliun.
“Data inilah yang membuat kita menyimpulkan bahwa provinsi ini membutuhkan Rp2,02 triliun mengatasi krisis listrik. Jadi, kita rencanakan pembangunannya akan dimulai secara bertahap mulai tahun 2017 hingga 2021,” bebernya.
Dia mengakui PT PLN sejak tahun 2010 juga telah berupaya mengatasi krisis listrik di Kalteng. Hal itu terlihat dari dibangunnya pembangkit dan jaringan transmisi tegangan tinggi 150 KV mulai dari Muara Teweh melalui Buntok hingga ke Tamiang Layang maruk ke arah Tanjung Provinsi Kalimantan Selatan.
Pembangkit listrik di PLTMG Bangkanai Muara Teweh dengan kapasitas 155 MW sudah selesai. PLTU di Pulang Pisau berkapasitas 2×60 MW yang saat ini unit 1 dengan daya 60MW sudah komersial dan masuk ke sistem Kalselteng.
“PT PLN juga akan membangun PLTU di Kabupaten Gunung Mas dengan kapasitas 2×100 MW dan ditargetkan 2019 beroperasi. Tidak hanya itu, PLTU di Kobar juga akan dibangun berkapasitas 2×100 MW dan ditargetkan 2021 selesai,” ujar Sugianto. (ant/rio)
Discussion about this post