KALAMANTHANA, Buntok – Dalam beberapa minggu terakhir ini, nilai harga jual minyak tanah (mitan) di Kecamatan Dusun Selatan, Kabupaten Barito Selatan (Barsel) melonjak tinggi. Akibatnya masyarakat pun menjadi sangat kesulitan menghadapi kondisi seperti ini lantaran masih ada sebagian masyarakat yang bergantung pada bahan bakar mitan meskipun sebagian sudah beralih ke gas LPG 3Kg.
Di Kota Buntok saja saat ini harga mitan yang dijual cukup tinggi. Harga yang dipatok penjual berkisar antara Rp 13.000 hingga Rp 15.000 per liternya. Lain hal lagi dengan nilai jual di daerah pedesaan seperti di Desa Baru dan DesaTeluk Telaga yang dipatok harga penjualan mitan mencapai Rp.20.000/liternya.
H. Abran, salah satu pemilik pangkalan mitan di jalan pembangunan kota Buntok kepada KALAMANTHANA.com, Minggu (20/3/2016) menjelaskan, dengan melonjaknya untuk harga jual mitan tersebut karena subsidi telah dihapus oleh pemerintah pusat. “Sebelum mengalami kenaikan, untuk harga jual mitan hanya Rp 6000-Rp 7500 /liternya,” jelasnya.
Disampaikannya juga akhir-akhir ini untuk stok minyak sering mengalami kekosongan dan hingga hari ini di sejumlah agen yang menyuplai mitan juga mengalami hal yang sama dan terhitung dalam 16 hari terakhir. “Kami mendapatkan minyak tanah ini bukan dari agen tempat langganan, akan tetapi dari agen Palangkaraya,” ujarnya.
Sementara Rositah (41) warga Jalan Pamait Buntok mengatakan, dirinya sangat keberatan dengan naiknya harga mitan tersebut. Sebab, selama ini selalu menggandalkan mitan untuk keperluan dapur.
“Selain harga yang begitu memberatkan, di lain sisi untuk mendapatkan mitan tersebut sangat susah dan terkesan rebutan, karena bila terlambat akan lebih dulu pembeli lainnya dan ditambah lagi dengan minimnya stok dari penjual mitan tersebut,” ujar Rositah.
Senada dengan yang diungkapkan Febrian Hidayat (30) salah seorang warga Desa Baru, rata-rata warga desa yang tingkat perekonomiannya pas-pasan hanya mengandalkan kompor yang menggunakan minyak tanah. “Namun dalam beberapa minggu terakhir ini harga jual mitan sangat tinggi,” bebernya.
Selain itu juga, ujar Febrian, untuk mendapatkan mitan sudah sangat sulit dalam beberapa hari terakhir ini. Biasanya mereka mendapatkan dari pedagang keliling yang berasal dari Amuntai dan juga dari daerah Nagara Kalsel yang berjualan di desa ini, namun pada saat ini juga kosong untuk mitan yang dijual sehingga tidak ada jalan lain bagi warga Desa yang mengandalkan mitan terpaksa mencari kayu bakar untuk kebutuhan di dapur
“Dengan langkanya mitan serta harga yang melonjak tinggi ini, kami sangat berharap kepada pihak pemerintah agar bisa menormalkan harga mitan seperti sediakala sehingga dapat meringankan beban kami masyarakat desa yang mengandalkan mitan untuk keperluan sehari-hari,”pungkas Febrian. (fik)