KALAMANTHANA, Palangka Raya – Pelaksanaan ujian nasional (UN) berbasis komputer semakin dekat. Tapi, di Palangka Raya, Kalimantan Tengah, ada masalah mengancam. Bagaimana jika tiba-tiba aliran listrik PLN putus?
Inilah yang mengganggu perhatian anggota DPRD Palangka Raya, Budi Susilo. Dia khawatir, penyelenggaraan UN berbasis komputer di Kota Cantik itu bisa terganggu akibat aliran listrik yang tak pernah normal di sana. Tak hanya mengganggu pelaksanaan teknis UN berbasis komputer, pemadaman yang sering terjadi juga mengganggu peserta didik dalam mempersiapkan dirinya.
Karena itulah, dia mengimbau agar ada sikap yang bijak ditunjukkan perusahaan listrik negara tersebut. “Kami ingin PT PLN di daerah ini bersikap bijak mengenai pemadaman listri di Palangka Raya, terutama menjelang pelaksanaan ujian nasional berbasis komputer di sejumlah sekolah,” kata Budi, politisi PDI Perjuangan itu.
Menurutnya, PLN seharusnya mendukung sekaligus menyukseskan pelaksanaan UN berbasis komputer di sejumlah sekolah di Palangka Raya. PLN harus bisa memastikan apakah saat pelaksanaan UN tersebut nantinya tidak akan terganggu oleh pemadaman listrik.
“Hal inilah yang ingin kami ketahui dari PLN. Perlu adanya kebijakan mendasar atas permasalan tersebut sehingga saat UN berbasis komputer tidak mengganggu peserta didik maupun pihak sekolah,” kata anggota Komisi C DPRD Palangka Raya ini.
Sejauh ini, tujuh sekolah tingkat SMA dan sederajat akan menjalani UN berbasis komputer, mulai Senin (4/4/2016) mendatang. Salah satunya adalah MAN Model Palangka Raya. Pihak sekolah sudah menyediakan empat laboratorium komputer untuk menghadapi UN berbasis komputer.