BAGI penghobi belanja atau shopaholic, mendengar istilah buy 1 get 1 free saja sudah menaikkan tensi. Bupati Wakatobi, Hugua, rupanya terinspirasi dari budaya itu. Dia pun menawarkan konsep buat Badan Otorita Pariwisata (BOP) Wakatobi.
Apa itu? Dia gabungkan semua potensi kawasan menjadi satu paket kekuatan yang bisa dijual bersama-sama. “Cukup beli Wakatobi, sudah dapat Buton dan seluruh Sulawesi Tenggara,” ujar Hugua, di Patuno Resort, Wakatobi.
Selama sembilan tahun terakhir, Hugua memang “gila-gilaan” mempromosikan Wakatobi –Wangi-wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko—empat pulau terbesar dari 142 gugusan kepulauan di tenggara Pulau Celebes itu. Destinasinya tunggal, keindahan bawah laut, koral, penyu, ikan, lumba-lumba, hiu, dan semua yang berada di kedalaman.
Memang, di atas permukaan, Wakatobi itu “garing” tidak banyak atraksi alam yang bisa ditawarkan buat wisatawab. Karena itu, turis yang masuk pun sangat tersegmentasi hanya pada wisata bahari bawah laut. Padahal jika dikoneksi ke seluruh kawasan terdekat, masih banyak atraksi yang membuat Wakatobi semakin komplit, semakin kaya dengan objek wisata yang lengkap.
Seperti kekuatan Hutan Lambusango di Buton. Setiap tahun 500-600 peneliti sudah blusukan ke hutan suaka margasatwa yang masih asri. Mereka menginap di homestay. Mereka meneliti pohon-pohon raksasa, binatang dengan ribuan species, termasuk anoa, yang sejak dulu sudah menjadi objek penelitian Alfred Russel Wallace. Tokoh yang telah mendeskripsikan batas-batas biologis kawasan zoogeografis yang dikenal sebagai Garis Wallace.
Hutan Lambusango sudah punya pamor di kalangan intelektual kampus di Inggris dan Eropa. Kab Buton dari Pulau Wangi Wangi hanya 45-60 menit dengan speed boat. Begitu pun dengan Baubau, yang juga berada di Pulau Buton, yang memiliki destinasi budaya, Kota Tua, punya benteng peninggalan Kasultanan Buton abad ke-16 yang masih utuh, di atas bukit, dan bisa leluasa mellihat teluk tempat lalulintas kapal.
Di Buton Tengah ada objek wisata goa-goa, sebutannya Kota 1000 Goa. Lalu Buton Utara ada Hutan Ereke. Kab Muna punya jati terbesar di dunia. Daratan Kendari punya pantai, mangrove, taman nasional Rawa Aopa, air terjun Anoa dan binatang endemic lainnya. “Kalau ini digabungkan ke dalam koordinasi Badan Otorita, maka kami berjualan lebih banyak, untuk single destination,” jelas Hugua yang cocok dengan konsep single destination, single management, ditambah lagi multi attractions.
BOP tidak lagi hanya menonjolkan satu daerah saja. Tidak hanya berjuang sendiri dengan pariwisata. Tetapi banyak kawan, banyak tempat wisata dan disupport oleh Kemenpar. “Ini adalah mimpi kami sejak lama. Kami dengan bergerak sendiri saja sudah menancapkan image besar Wakatobi. Apalagi didorong bersama-sama,” papar dia.
Wakatobi berdasarkan UU No 29/2003 bulan Desember 2003 ditetapkan sebagai kabupaten, terpisah dari Buton. Luas areanya, 1,4 juta hektar, dengan 97% laut dan hanya 3 persen luas daratannya. Dari 142 pulau, hanya 7 pulau yang berpenghuni, dengan total jumlah penduduk hanya 112.000. Tidak besar memang, tetapi kaya dengan biodiversity di bawah lautnya. “Surganya diving ya di tempat kami ini, Wakatobi,” jelas Hugua.
Hugua yang berlatar belakang NGO itu menjelaskan, Wakatobi adalah the heart of triangle, pusat dari segitiga the most diverse ecological complex on the world. Pertama, Wakatobi pusat beraneka ragam coral terbanyak di dunia, lalu Amazon, dan Congo Basin. “Kami punya keanekaragaman hayati di bawah laut terbesar di dunia, 750 macam species coral, 942 ikan, di kawasan 118.000 hektar. “Kaledupa punya atol (pulau karang) terpanjang tanpa putus, 48 kilometer. Terpanjang di dunia,” kata Hugua.
Bandingkan dengan species Carribian 50 species, lalu Red Sea (Laut Merah) 300 species. Wakatobi lebih dari 750 species, dari total 850 species coral di dunia. Sumbernya Operation Wallacea, bukan mengarang sendiri. “Wakatobi juga sudah ditetapkan sebagai cagar biosfer bumi melalui siding MAB ke 24 di UNESCO, Paris, Juli 2012 lalu. “Karena itu, sejak dulu kami sudah menetapkan, leading sectornya adalah ecotourism, berbasis marine and fisheries. Tagline kami: Underwater Paradise at The Center of Coral Triangle di tahun 2016 ini,” ungkap dia. (*)