KALAMANTHANA, Tanjung – Teknologi pangan yang teruji selalu membuahkan hasil lebih memuaskan. Kini, masyarakat di Desa Masingai II Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, bisa menikmati hasil pengembangan ikan nila terbaik.
Terbaik? Setidaknya begitulah namanya: nila best. Nila ini memang hasil penelitian, pengembangan, dan sudah teruji. Best sendiri diambil dari singkatan nama Bogor enhanched strain tilapia.
Jenis nila inilah yang disediakan perusahaan tambang PT Adaro dan disumbangkan untuk kelompok tani Ramah Lingkungan di Tabalong. Para petani mendapatkan bantuan 1.500 ekor anakan nila best dan 30 ekor indukan dari Adaro.
“Setelah dua bulan usaha pembibitan dan pembesar nila best, alhamdulillah mulai membuahkan hasil karena banyaknya permintaan dari pengumpul lokal maupun luar Tabalong,” kata anggota kelompok tani Ramah Lingkungan, Salim di Tanjung, Selasa (5/4/2016).
Untuk memenuhi banyaknya permintaan, kata Salim, maka ditambah tiga kolam baru dari Adaro untuk pembesaran nila best termasuk kolam pemancingan komersial bagi pengunjung yang datang.
Para anggota kelompok tani Ramah Lingkungan yang saat ini beranggota tujuh orang secara bergantian menjaga kolam ikan pembibitan dan pembesaran.
“Selain membuat kolam pembibitan dan pembesaran, kita juga menyediakan kolam pemancingan komersial dan lumayan hasilnya bisa untuk kebutuhan pakan yang mencapai 20 kilogeram per hari,” jelas Salim.
Staf Media Relation PT Adaro Indonesia Isratul Ikhsan menyebutkan bibit nila best yang dikembangkan kelompok tani di Desa Masingai II punya keunggulan diantaranya tingkat lulus hidup hingga 90 persen sedangkan anakan nila biasanya hanya sekitar 60-70 persen.
“Tak seperti jenis nila lainnya. Nila best hasil persilangan genital itu punya keunggulan tersendiri dan telah diuji coba Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI),” jelas Isratul. (ant/ik)