KALAMANTHANA, Samarinda – Desiani, dosen Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman menghilang. Mahasiswa kaget, sementara rekan seprofesinya khawatir dia bergabung dengan kelompok radikal.
Sejumlah mahasiswa yang ditemui mengaku terkejut mendengar hilangnya Desiani, dosen yang juga mengajar mata kuliah kimia tersebut. Pada umumnya, mahasiswa mengaku baru mengetahui jika dosen yang selama ini dikenal ramah tersebut hilang.
“Kami baru tahu hari ini dari wartawan. Saya sempat mengikuti kuliahnya pada semester pertama dan sejak saat itu saya tidak pernah bertemu Ibu Desiana,” ujar Fitli Rinaldi, seorang mahasiswa Fakultas Pertanian Unmul, Kamis (7/4/2016).
Lilis, mahasiswi lainnya juga mengaku terkejut dengan kabar hilangnya dosen Fakultas Pertanian tersebut. “Tidak ada yang aneh dari Ibu Desiana saat memberikan mata kuliah. Dia seperti dosen pada umumnya dan kami tidak melihat adanya hal-hal aneh dari ibu Desiana,” kata Lilis.
Hilangnya dosen Fakultas Pertanian tersebut juga menjadi perbincangan para pengajar dan civitas akademika di kampus UniVersitas Mulawarman Samarinda. Sejumlah dosen mengaku terkejut dengan hilangnya secara misterius wanita yang masih lajang tersebut.
Berdasarkan perbincangan di grup media sosial civitas akademika Unmul Samarinda terungkap bahwa Desiana kepada teman-temannya mengaku pamit ke Bogor, Jawa Barat. Sementara kepada keluarganya, Desiana mengaku akan pergi ke Yogyakarta.
Beberapa dosen mengaku khawatir jika Desiana bergabung pada kelompok radikal tertentu.
Wakil Dekan II Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman (Unmul) Samarinda Awang Yusrani di Samarinda, Kamis (7/4/2016), membenarkan hilangnya dosen bernama Desiana SP, Msi tersebut.
“Kami sudah berupaya menghubungi keluarganya di Balikpapan dan mereka juga terkejut mendengar Desiana sudah lebih sebulan menghilang dari mess perumahan dosen Unmul. Pihak keluarga sudah melaporkan hilangnya Desiana ke kepolisian di Kota Balikpapan,” ujar Awang Yusrani.
Pihak Fakultas Pertanian Unmul juga sudah berupaya mencari informasi terkait keberadaan Desiana. “Kami sudah mencoba menghubungi telepon genggamnya tetapi sudah tidak aktif lagi. Secara administratif kami sudah membuat surat teguran pertama, namun kami juga bingung mau dikirim kemana sebab orangnya tidak ada,” katanya. (ant/ama)