KALAMANTHANA, Buntok – Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Barito Selatan melaksanakan seleksi pasukan pengibar bendera pusaka (paskibraka) yang diikuti sekitar 250 orang peserta tingkat SMA/SMK/sederajat se-Kabupaten Barsel.
Seleksi calon paskibraka tersebut dilaksanakan di halaman Kantor Disporapar Barsel pada Selasa, (12/4/2016) dengan tim seleksi dari Disporapar, TNI, kepolisian, Purna Paskibraka Indonesia (PPI) dan petugas kesehatan RSUD Jaragah Sasameh Buntok.
Kepala Dinas Disporapar Barsel Erik Kusdaryanto kepada KALAMANTHANA, di sela-sela kegiatan tersebut mengatakan, dari ratusan pelajar yang mengikuti seleksi ini diambil menjadi calon paskibraka sebanyak 72 orang beserta cadangannya.
Selain seleksi paskibraka tingkat kabupaten, juga dilakukan seleksi untuk tingkat provinsi dan nasional. Untuk seleksi tingkat provinsi dan nasional kita meminta kepada setiap sekolah mengirim utusannya dan ada 26 orang pelajar yang dikirim oleh masing-masing sekolah sebagai utusan.
“Selanjutnya, 26 orang pelajar yang mengikuti seleksi tingkat provinsi dan nasional ini diambil hanya empat orang saja. Keempat pelajar tersebutlah yang akan mengikuti paskibraka tingkat provinsi dan nasional,” katanya.
Ditambahkan Erik, dalam seleksi calon paskibraka ini juga, pihaknya mengharapkan jangan ada di antara tim seleksi atau ada oknum yang bermain jangan karena ada hubungan kerabat antara tim dengan peserta sehingga diloloskan seleksi.
Padahal yang diloloskan tersebut belum tentu sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Bilamana hal ini terjadi, sudah pasti akan merugikan daerah.
“Begitu juga kepada para peserta, bilamana tidak lolos seleksi sebagai calon paskibraka jangan merasa berkecil hati serta beranggapan tidak dipilih karena ada permainan,” ucapnya.
Sementara itu Ketua PPI Barsel Edi Suharto mengatakan,setelah lolos seleksi sebanyak 72 orang calon paskibraka akan diserahkan panitia kepada pihaknya untuk dilakukan pembinaan selama tiga bulan.
Pembinaan yang akan kita lakukan tersebut, ada beberapa syarat yakni wawasan kebangsaan, kecintaan tanah air, mental spritual mereka dan baris berbaris. “Selanjutnya mereka ini baru kita serahkan ke pelatih,” pungkas Edi. (fik)