KALAMANTHANA, Pontianak – Langkah Lismaryani patut ditiru. Meski berpeluang meneruskan jejak langkah suaminya, Sutarmidji sebagai Wali Kota Pontianak, dia menolak kesempatan itu.
Penolakan Lismaryani maju pada Pilkada Pontianak 2017 diungkapkan Sutarmidji sendiri. Dia tegaskan, istrinya takkan maju pada pemilihan wali kota dan wakil wali kota setempat tahun depan.
“Saya berharap ada figur muda dan dari perempuan, bukan berarti istri saya. Saya pastikan istri saya tak maju. Sekalipun saya mau, dia juga tidak mau,” kata Sutarmidji di Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu (16/4/2016).
Keputusan Lismaryani menolak kesempatan mengikuti Pilkada Pontianak 2017 sekaligus membantah peluang terjadinya politik dinasti di ibu kota Kalimantan Barat itu. Di sejumlah tempat di Tanah Air, politik dinasti ini kental terlihat.
Sutarmidji menjelaskan, dirinya memang mendorong ada kalangan perempuan. Meski mendorong kalangan birokrat perempuan maju pada pemilihan wali Kota dan wakil wali kota Pontianak 2017, tetapi bukan berarti mau mencalonkan istrinya.
Sutarmidji menilai banyak kaum perempuan yang mumpuni dan tidak kalah dengan kaum pria. Sejumlah pejabat perempuan dinilainya berhasil memimpin Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di jajaran Pemkot Pontianak.
Di antaranya Zumiyati yang saat ini menjabat sebagai Inspektur Kota Pontianak dan beberapa kali menjabat sebagai kepala dinas. Kemudian Syarifah Adriana, pernah bertugas sebagai Kepala Dinas Perhubungan yang kini menjabat sebagai Kasatpol PP. Ada pula Utin Sri Lena yang saat ini menjabat sebagai Kadishubkominfo.
“Ketiga kepala SKPD itu sudah teruji kepemimpinannya dan mereka juga tegas dalam melaksanakan tugas,” katanya. (ant/ama)