KALAMANTHANA, Banjarmasin – PT PLN Wilayah Kalimantan Selatan dan Tengah menyusun kebijakan dan langkah mengatasi defisit daya listrik, diantaranya melakukan percepatan pembangunan dan operasional pembangkit listrik yang ada maupun harus mendatangkan dari luar wilayah.
General Manager PT PLN Wilayah Kalselteng, Purnomo pada jumpa pers yang digelar bersama Pemprov Kalsel di Balai Wartawan PWI Provinsi Kalsel, Senin (18/4/2016) mengatakan langkah strategis berupa percepatan mutlak harus dilakukan untuk mengatasi krisis atau defisit daya listrik di Kalselteng sejak tiga bulan terakhir.
Beberapa langkah strategis tersebut seperti percepatan operasional PLTU Pulang Pisau 2×60 megawatt dan percepatan pekerjaan jalur tranmisi 150 kilovolt yang akan menyalurkan daya listrik dari PLTMG Bangkanai berkapasitas 155 megawatt.
“Kini seluruh kekuatan yang dimiliki PLN dikerahkan untuk dapat menyelesaikan percepatan pekerjaan dua pembangkit tersebut, sehingga paling tidak September 2016 sudah dapat masuk ke Sistem Barito sehingga tidak ada lagi pemadamam bergilir seperti saat ini,” katanya.
Secara umum, dijelaskan sejak Januari 2016 sistem kelistrikan Kalselteng mengalami defisit daya menyusul pemeliharaan pembangkit di PLTU Asam-Asam, karena total defisit daya terutama saat beban puncak mencapai 68,4 megawatt.
Menurut dia, pada saat kondisi normal daya mampu kelistrikan Kalselteng 506,1 megawatt dengan beban puncak tertinggi 505,1 megawatt dengan produksi pembangkit terbesar 65 megawatt, sehingga secara umum sistem kelistrikan di wilayah itu belum handal.
Kondis tersebut terjadi karena sejak 2013 sama sekali tidak ada tambahan pembangkit baru sementara penyelesaian proyek pembangkit yang ada dan transmisi terus mundur dari jadwal yang ditetapkan, sedangkan pertumbuhan pelanggan cukup tinggi, kata Purnomo.
“Selain kerja keras PLN, penyelesaian seluruh pekerjaan terkait pembangkit dan transmisi yang masih terkendala saat ini, memerlukan dukungan semua pihak baik pemerintah daerah dan masyarakat,” katanya. (ant/akm)