KALAMANTHANA, Kuala Pembuang – Mereka dikenal sebagai penghasil pisang kepok terbesar di Kalimantan Tengah. Tapi, kini para petani di Kabupaten Seruyan itu nelangsa. Pasalnya, harga jual pisang kepok menurun.
Salah satu petani pisang kepok di Desa Kartika Bhakti, Kecamatan Seruyan Hilir Timur, Amah (51) di Kuala Pembuang, Minggu (24/4/2016) mengatakan penurunan harga pisang kepok baru saja terjadi sejak dua hari, namun dirasa cukup memukul petani yang mengandalkan pendapatan dari kebun pisang.
Sebelumnya harga jual pisang kepok Rp3.500 per kilogram, namun sudah dua hari ini harga jual turun menjadi Rp3.000 per kilogram.
Menurut ibu tiga anak ini, penurunan harga pisang kepok terjadi karena hasil panen pisang yang melimpah dari petani. Bukan hanya petani yang ada di Desa Kartika Bhakti, tapi juga dari desa lainnya seperti Desa Bangun Harja, Desa Halimaung Jaya dan Desa Mekar Indah.
“Permintaan pasar untuk pisang kepok sebenarnya masih tinggi, tapi karena panen yang melimpah maka harganya jadi turun,” ujarnya.
Ia mengakui, penurunan harga jual pisang ini memang mempengaruhi pendapatan petani, tapi petani terpaksa tetap menjual pisang karena buah pisang tidak dapat bertahan lama atau cepat busuk.
“Rata-rata setiap petani paling tidak menghasilkan satu ton pisang kepok per bulan untuk setiap satu hektar lahan dengan jumlah 400 pohon,” katanya.
Sementara, petani pisang lainnya asal Desa Bangun Harja, Mardiono (45), menambahkan, penurunan harga pisang memang sudah sering terjadi, tapi biasanya tidak akan berlangsung lama seiring permintaan pasar yang selalu meningkat.
Bahkan selama ini, pelaku usaha pisang kepok di sejumlah desa eks transmigrasi tidak pernah menemui ke dalam pemasaran, namun seringkali kewalahan memenuhi permintaan yang banyak datang dari luar daerah.
“Pisang kepok asal Seruyan dikenal karena kualitasnya yang baik, tekstur kenyal, tidak lembek serta mempunyai kadar kemanisan yang cukup tinggi sehingga sangat diminati masyarakat dari berbagai daerah,” katanya. (ant/akm)